TRIBUNHEALTH.COM - Pada dunia kesehatan, radioaktif dimanfaatkan untuk mendeteksi suatu penyakit.
Profesi yang menguasai bidang ini adalah profesi spesialis kedokteran nuklir.
Nuklir pada ilmu kesehatan (kedokteran) dimanfaatkan dengan menggunakan radioaktif.
Baca juga: Cara Kerja Profesi Kedokteran Nuklir dalam Mendeteksi Penyakit, Simak Ulasan dr Asari Asad SpKN-TM
Radioaktif tersebut diberikan kepada pasien dengan cara disuntik atau diminum secara langsung dalam bentuk pil.
Meski demikian, apakah cara ini bisa berbahaya dan dapat menimbulkan risiko pada pasien?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur, dr. As'ari As'ad SpKN-TM memberikan tanggapannya.
Baca juga: Deteksi Penyakit dengan Radioaktif dari Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir, dr. Asari Asad SpKN-TM
Berdasarkan penjelasannya, tindakan menyuntikkan atau meminum cairan radioaktif dalam bentuk pil, tidak berbahaya.
"Radioaktif itu sama sekali tidak berbahaya dan tidak menganggu tubuh pasien," terangnya.
Pasalnya dosis radiaoktif yang diberikan kepada pasien telah disesuaikan dan sangat aman bagi tubuh pasien.
Bahkan ia menuturkan, radioaktif tersebut justru memiliki dosis yang lebih rendah bila dibandingkan dengan obat paracetamol.
Baca juga: Apakah Tensi Sudah Normal, Harus Konsumsi Obat Terus? Ini Jawaban dr. Mustopa, Sp.PD.
Baca juga: Berbagai Gangguan Fungsi Organ yang Dapat Dideteksi dengan Ilmu Nuklir menurut dr. Asari Asad
"Bila diibaratkan dengan obat, lebih tinggi dosis paracetamol 500 Mg yang kita minum."
"Tentu obat seperti ini bisa mempengaruhi fungsi organ, namun pada radioaktif sama sekali tidak mempengaruhi fungsi organ," paparnya.
Sehingga ia menegaskan, radioaktif bila dilihat efek kegunaanya secara farmakologi maupun metabolisme pada tubuh, tidak menimbulkan efek samping apapun.
"Jadi kalau dilihat efeknya secara farmakologi dan metabolisme dalam tubuh, radioaktif ini sama sekali tidak menimbulkan efek yang berbahaya apapun," tandasnya.
Baca juga: Dr. drg. Eddy Heriyanto Habar Jelaskan Penyebab Ngilu pada Gigi Geraham Pasca Pemasangan Behel Gigi
Penjelasan Dokter spesialis kedokteran nuklir, dr. As'ari As'ad SpKN-TM. ini dikutip dari tayangan YouTube TribunTimur, 13 Agustus 2020.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)