TRIBUNHEALTH.COM - Pandemi membuat pelayanan gigi dan mulut cukup terganggu.
Dimana pasien yang biasanya berkonsultasi menjadi terbatas.
Umumnya dokter gigi saat pandemi hanya melayani kasus kegawatdaruratan saja.
Seperti adanya peradangan atau terjadi pembengkakan gusi.
Dilansir oleh Tribunhealth.com hal ini diungkap Dokter Gigi, drg. Riana Tri Handayani dalam tayangan YouTube Tribun Pekanbaru Official program Healthy Talk.
Baca juga: dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK: Kulit Rusak Akibat Penggunaan Steroid Bisa Kembali Normal
Adapula kasus lubang gigi yang membuat pasien tidak bisa tidur.
Sehingga mengganggu kualitas hidup seseorang.
Gigi goyang pada anak-anak atau dewasa yang mengganggu saat konsumsi makan juga dianjurkan untuk segera mendatangi dokter gigi.
Apabila secara tiba-tiba ada perdarahan gusi atau disekitar mulut harus segera diatasi oleh dokter gigi.
Menurut dokter, pada intinya dokter gigi merupakan profesi yang paling tinggi risiko penularan COVID-19.
drg. Riana mengatakan jika pasien yang hendak berkonsultasi ke klinik harus dijadwalkan.
Selain itu, dokter gigi juga perlu mengatur ruangan praktik.
Serta harus bertekanan negatif.
Karena saat berbicara seseorang akan mengeluarkan droplet.
Baca juga: dr. Mustopa, Sp.PD Tegaskan Hampir Seluruh Organ Tubuh Bisa Terjadi Komplikasi Akibat Hipertensi
Mungkin saja droplet berukuran lebih besar dibandingkan aerosol.
Aerosol dapat melayang-layang di udara.
Memerlukan waktu yang cukup lama untuk jatuh ke bawah.
Inilah yang menjadi faktor risiko tertularnya COVID-19 ke dokter gigi.
Penularan COVID-19 bisa dari droplet dan aerosol.
Penjelasan Dokter Gigi, drg. Riana Tri Handayani dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Pekanbaru Official program Healthy Talk edisi 22 September 2020.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.