TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Syahidatul Wafa, Sp.PD jelaskan batas aman kadar gula darah.
Hal itu dia sampaikan ketika menjadi narasumber dalam program Ayo Sehat Kompas TV edisi Jumat (30/7/2021).
dr. Syahidatul Wafa, Sp.PD menjelaskan, batas aman kadar gula darah bisa berbeda bergantung kondisi pasien.
Namun secara umum rentangnya ada di angka 140-180.
"Kita selalu menetapkan sesuai latar belakang pasien," penjelasan dr. Syahidatul Wafa, Sp.PD dikutip TribunHealth.com.
Yang menjadi perhatian khusus antara lain, kondisi pasien, usia, riwayat penyakit ginjal, asupan makanan, dan hal-hal lainnya.
Baca juga: Praktisi Kesehatan Bagikan Tips Kontrol Gula Darah, Cukup dengan Cara Sederhana
Baca juga: Apa Perbedaan Diabetes dengan Gula Darah Dok?

"Pasiennya gimana, usianya berapa, ada penyakit ginjal ngga misalnya, asupan makannya seperti apa."
"Tapi rata-rata 180-an. Jadi apabila gula darah ada di atas 200, apa lagi di atas 250 itu sudah warning sekali," paparnya.
dr. Syahidatul Wafa, Sp.PD menganjurkan untuk segera menemui dokter jika gula darah sudah mencapai angka tersebut.
Kondisi ini perlu menjadi perhatian lebih, apa lagi di tengah pandemi seperti sekarang ini.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Syahidatul Wafa, Sp.PD menyebut penderita diabetes bisa lebih parah jika terpapar Covid-19.
Baca juga: Bagaimana Agar Gula Darah Tetap Stabil di Tengah Pandemi? Berikut Ulasan Dokter

dr. Syahidatul Wafa, Sp.PD mengatakan penderita diabetes kerap menunjukkan gejala ruam kulit dan kuku Covid-19 karena terkait dengan imun yang menurun.
Hal ini menyebabkan penderita diabetes bisa lebih mudah terpapar penyakit dibanding orang yang tidak memiliki riwayat diabetes.
"Seperti misalnya penyakit kuku, biasanya karena jamur," paparnya dikutip TribunHealth.com.
"Itu memang tidak khusus pada Covid-19, diabetes secara umum lebih mudah kena," lanjut dr. Syahidatul Wafa, Sp.PD.
Baca juga: Berikut Ini Cara Meningkatkan Gula Darah Paling Baik menurut Ahli Gizi
Dalam hal ini, dia menjelaskan yang lebih terkait dengan Covid-19 adalah pneumonia dan menurunnya saturasi oksigen.
"Penurunan saturasi oksigen tentu terkait dengan pneumonia."
dr. Syahidatul Wafa, Sp.PD merujuk studi RSCM pada sekitar 20.000 pasien di Jakarta.
"Pasien diabetesnya sekitar 700 orang," paparnya.

Dalam studi tersebut didapatkan hasil gejala Covid-19 pada penderita diabetes lebih berat sekitar 3 kali lipat.