lihat foto
TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit stroke lebih terkesan penyakit yang menyerang usia senja atau pada usia 50 tahun lebih.
Namun saat ini penyakit stroke dapat menyerang pada usia muda.
Faktor gaya hidup dan terutama konsumsi makanan merupakan penyebab utama dari munculnya penyakit stroke pada usia muda.
Penyakit stroke yang menyerang manusia merupakan penyakit kecacatan terbesar.
Penyakit stroke umumnya terjadi akibat penyumbatan darah ataupun pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran oksigen yang diperlukan otak.
Lebih jauh lagi, stroke bisa menyebabkan sel atau jaringan menjadi mati.
Stroke adalah serangan tiba-tiba yang terjadi di sel otak, karena otak tidak mendapatkan oksigen dengan baik.
Baca juga: Sedikit Memberikan Garam dan Gula pada Anak, Bukan Berarti Tidak Sama Sekali
Dua jenis stroke yakni stroke pendarahan dan stroke non-pendarahan.
Beberapa macam faktor resiko dari stroke yang tidak bisa dikontrol adalah dari genetik dan usia.
Faktor resiko stroke yang bisa dikontrol adalah hipertensi, penyakit jantung, gula, kekentalan darah, kegemukan, merokok, dan banyak hal lain.
Gejala stroke pada umumnya muncul dengan beberapa gejala:
- Senyum tidak simetris, mudah tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
- Gerak separuh anggota tubuh melemah secara tiba-tiba
- Bicara pelo tiba-tiba / tidak bisa bicara bahkan tidak mengerti kata-kata (tidak nyambung)
- Kebas atau kesemutan separuh tubuh
Baca juga: Dokter, Bagaimana Cara Mengatasi Batuk bagi Perokok Aktif selama di Rumah?
- Pandangan mata kabur secara tiba-tiba
- Sakit kepala hebat dan gangguan fungsi keseimbangan
Untuk mengetahui apakah diri kita berisiko terkena stroke dengan cara rajin check up.
Jangan menganggap diri masih muda dan kolesterol masih bagus.
Pada usia muda harus dibangkitkan awareness mulai dari sekarang.
Kenyataannya banyak kolesterol tinggi pada usia muda.
Kolesterol, gula adalah salah satu faktor pemicu terjadinya stroke.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Rubiana Nurhayati Sp.S. Seorang dokter spesialis saraf. Senin (15/3/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)
