TRIBUNHEALTH.COM - Afasia merupakan gangguan komunikasi berupa kesulitan berbahasa atau pengucapannya.
Afasia biasanya disebabkan oleh kerusakan otak pada sisi kiri, sebagaimana dilansir TribunHealth.com dari laman resmi National Health Service (NHS) Inggris, Selasa (27/7/2021).
Orang yang memiliki afasia akan mengalami masalah dalam 4 hal, yakni membaca, mendengarkan, berbicara, juga mengetik atau menulis.
Kemampuan berbicara kerap kali menjadi gejala yang paling tampak.
Mereka kerap membuat kesalahan kosa kata yang digunakan.
Terkadang, mereka salah membunyikan kata, salah memilih kata, atau salah merangkainya.
Baca juga: Bukan Hanya Bahasa Ekspresif, Dokter Tekankan Bahasa Reseptif juga Penting dalam Kemampuan Bicara
Baca juga: Benarkah Anak yang Belajar Jalannya Cepat, kemudian Berbicaranya Akan Terlambat? Simak Ulasan Dokter

Perlu dicatat, afasia sama sekali tidak mempengaruhi kecerdasan seseorang meski kemampuan berbahasanya memang terbatas.
Afasia dapat diklasifikasikan sebagai "ekspresif" atau "reseptif", tergantung pada apakah ada kesulitan dalam memahami atau mengekspresikan bahasa, atau keduanya.
Kebanyakan orang dengan afasia memiliki beberapa masalah dengan berbicara mereka, dan akan memiliki campuran masalah dengan menulis, membaca, dan mungkin mendengarkan.
Beberapa orang tak menyadari kesalahan berbahasa mereka.
Akibatnya, mereka menjadi frustrasi karena tak dipahami orang lain.
Baca juga: Waspada, Gangguan Pendengaran bisa Sebabkan Gangguan Bicara pada Anak, Ini Penjelasan Dokter
Baca juga: Perlu Tahu, Dokter Jabarkan Ciri-ciri Anak yang Mengalami Keterlambatan Berbicara

Penyabab umum afasia meliputi beberapa hal sebagai berikut.
- Stroke
- Cedera kepala parah
- Tumor otak
- Kondisi neurologis progresif (kondisi yang menyebabkan otak dan sistem saraf menjadi rusak seiring waktu, seperti demensia)
Afasia dapat menyerang orang dari segala usia, tetapi paling sering terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun.
Ini karena stroke dan kondisi neurologis progresif cenderung menyerang orang pada usia tersebut.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)