TRIBUNEHALTH.COM - Pada umumnya dimensia alzheimer terjadi pada usia diatas 65 tahun.
Tetapi penelitian akhir-akhir ini dikatakan dimensia alzheimer didapatkan usia sekitar 30-40 tahun.
Sehingga disebut sebagai Early stage dari alzheimer.
Walaupun tetap dalam penelitian penyebabnyya adalah faktor genetik yang menjadi faktor utama.
Yang lain masih menjadi penelitian bahwa diusia 30, 40 tahun sudah menderita alzhimer.
Untuk mendeteksi dini alzheimer harus datang ke dokter spesialis saraf.

Baca juga: Apakah Seseorang dengan Komorbid akan Berpengaruh dalam Operasi Katarak? Begini Penjelasan Dokter
Agar dilakukan pemerikasaan lebih lanjut, didata, dan dicari dari history riwayat keluarga.
Tanda-tanda perubahan perilaku pada seseorang sudah menjadi tanda bahwa alhzheimer menengah ke berat.
Karena domain nomor satu alzheimer adalah gangguan memori.
Hal-hal sederhana saja tidak ingat dan untuk hal-hal memori jangka pendek yang baru saja terjadi.
Misalnya lupa menaruh barang, sesuatu yang sederhana seperti menaruh kunci.
Apabila sudah menunjukkan perubahan perilaku, berarti sudah menuju alzheimer berat.
Oleh karena itu, penyakit dimensia alzhaimer terkadang deteksi awalnya tidak diketahui.
Baca juga: Dokter Spesialis Kulit Mengulas Berbagai Jenis Jerawat Beserta Penyebabnya
Karena secara awam dikatakan "pikun".
Apabila dimensia dideteksi secara dini, maka keparahan atau kelanjutannya bisa dicegah.
Tetapi apabila memang sudah terjadi maka tidak bisa disembuhkan.
Pencegahan dimensia:
- Hidup sehat
- Mengonsumsi makanan bergizi
- Olahraga
- Jangan maklum dengan pikun
Bedakan pikun biasa dengan pikun dimenisa.

Baca juga: Benarkah Anak yang Belajar Jalannya Cepat, kemudian Berbicaranya Akan Terlambat? Simak Ulasan Dokter
Jika melihat lupa atau pikun sebagai dimensia, maka untuk mengingat kembali pun tidak bisa.
Hal yang harus dilakukan saat mengetahui bahwa mengalami alzheimer:
- Cek kesehatan fisik dan mental ke dokter yang kompeten
- Screening di level tingkat puskesmas
- Begabung dnegan komunitras alzheimer Indonesia
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Debby Amelia Sp.S. Seorang dokter spesialis saraf. Rabu (23/6/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)