Breaking News:

Dokter Sebut Mendengkur Lebih Berbahaya dari Merokok, Simak Penjelasannya

Mendengkur adalah kebiasan yang terjadi ketika tidur. Namun mendengkur adalah hal yang tidak disadari. Kebiasaan mendengkur tidak baik untuk kesehatan

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
kompas.com
ilustrasi mendengkur 

TRIBUNHEALTH.COM - Untuk kesehatan jantung, mendengkur lebih berbahaya dibandingkan dengan kadar kolesterol tinggi, kegemukan, dan bahkan kebiasaan merokok.

Di dalam kedokteran kesehatan tidur, mendengkur tidak penting suaranya.

Yang terpenting adalah gangguan nafas yang terjadi saat tertidur.

Gangguan nafas saat tidur disebut dengan sleep apnea.

Saluran nafas pada penderita sleep apnea tersumbat, seolah-olah dalam tidur tercekik dan sangat berbahaya.

Gerakan nafas namun udara tidak ada yang bisa lewat.

ilustrasi mendengkur
ilustrasi mendengkur (kompas.com)

Baca juga: Meningkatkan Kualitas Darah Harus Disesuaikan dengan Penyebabnya, Begini Penjelasan Dokter

Karena merasa sesak maka akan terbangun.

Sleep apnea akan berulang sepanjang malam.

Jika sepanjang malam berulang kali terbangun tanpa sadar, akibatnya proses tidur terpotong sehingga kualitas tidur buruk.

Akibatnya di siang hari adalah Hypersomnia.

2 dari 3 halaman

Hypersomnia adalah rasa kantuk yang berlebihan.

Walau sudah tidur selama 7 jam ataupun 9 jam masih tetap merasa lelah dan mengantuk.

Di dalam dunia kedokteran kesehatan tidur, insomnia disikapi sebagai gejala atau diagnosa penyakit akhir.

Baca juga: Dokter Mata Sebut Kondisi Katarak yang Tidak Parah, Tidak Akan Memberikan Gangguan pada Mata

Insomnia masih memiliki banyak diagnosis akhir.

Dari susah tidur, sulit mempertahankan tidur, dan mudah terbangun.

Orang yang sengaja membatasi tidurnya dengan deadline, pekerjaan, atau tugas sekolah pada akhirnya merasa ngantuk di siang hari.

Keluhannya bukan tidak bisa tidur, namun karena rasa kantuknya.

Remaja yang sering merasa ngantuk di jam-jam tertentu sering disebut dengan Delayed Sleep Phase.

Yakni gangguan pada irama jam biologis, dimana hanya bisa tidur pada jam-jam tertentu.

Jam biologis pada usia remaja tergolong unik.

3 dari 3 halaman

Mereka membutuhkan tidur lebih banyak 8 hingga 9 jam perhari.

Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Andreas Prasaja, Praktisi kesehatan tidur. Selasa (17/5/2016)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comMendengkurSleep ApneaAndreas Prasadja Khanduri Blang
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved