TRIBUNHEALTH.COM - Proses pembentukan resivitasi material organik tergolong lama, pada umumnya anak-anak jarang terkena kaarang gigi.
Kecuali pada anak-anak dengan kekentalan saliva atau air liur yang lebih pekat dari orang normal.
Anak yang memiliki saliva lebih kental akan beresiko mengalami terjadinya karang gigi pada usia dini.
Cara menghilangkan karang gigi dapat dilakukan dengan scaling gigi yang akan dilakukan oleh dokter.
Apabila sudah terbentuk karang gigi, dengan berkumur dan menyikat gigi hanya akan menghilangkan sebagian karang gigi yang menumpuk pada area permukaan gigi.
Baca juga: Apa Diperbolehkan Suntik Vaksin jika Memiliki Komorbid Penyakit Jantung & Diabetes?
Cara-cara tersebut bisa dilakukan di rumah.
Dengan tujuan mencegah terjadinya karang gigi.
Jika karang gigi sudah terbentuk dan meluas, tentu tidak bisa dihilangkan hanya dengan menyikat gigi atau berkumur.
Tetapi, selama dirumah bisa dilakukan pencegahan terbentuknya karang gigi dengan cara menyikat gigi teratur pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur.
Minimal menyikat gigi dilakukan 2x dalam sehari, tetapi juga bisa dilakukan lebih.
Baca juga: Benarkah Lepas KB menjadi Sulit untuk Hamil? Begini Jawaban Dokter
Misalnya, setelah selesai makan lakukan sikat gigi.
Selain menyikat gigi, gunakan dental floss atau benang gigi untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel pada sela gigi.
Gunakan obat kumur selesai menyikat gigi.
Gunakan juga pembersih lidah untuk mengurangi akumulasi bakteri didalam ronggga mulut.
Kurangnya jumlah bakteri didalam mulut, tentu mempengaruhi sehatnya aliran saliva.
Baca juga: Apakah Restorasi Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Gigi yang Hanya Tinggal Akar Saja Dok?
Kekentalan bisa terjaga, sehingga air ludah bisa bermanfaat untuk melakukan self cleansing (pembersihan sendiri).
Didalam rongga mulut kita, sudah terbentuk secara alami hal-hal untuk mencegah terbentuknya karang gigi.
Hanya karena pola kita dalam menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut, sehingga akan mudah terbentuk karang gigi.
Ini dikutip dari channel YouTube Tribun Health, dan disampaikan oleh drg. Tri Setyawati, seorang dokter gigi. Rabu (28/4/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)