TRIBUNHEALTH.COM - Resusitasi jantung paru merupakan prosedur gawat darurat untuk membantu menyelamatkan nyawa seseorang ketika mengalami henti jantung.
Pemberian CPR pada orang yang mengalami henti jantung harus sesegera mungkin dilakukan.
Karena selama henti jantung terjadi, organ jantung tidak mampu memompa darah keseluruh tubuh termasuk otak dan paru-paru.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Forensik Klinis dan Pegiat SAR, dr. Siswo Putranto Santoso dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 25 Juni 2021, dokter jelaskan perbedaan henti jantung dan serangan jantung.
Baca juga: Dokter: Boleh Konsumsi Puyuh, namun Harus Sesuai Batasan karena Mengandung Tinggi Kolesterol
Jika pertolongan pertama terlambat diberikan, kematian tidak bisa dihindarkan.
Masyarakat secara umum sulit membedakan beberapa kondisi yang dapat mengenai jantung.
Biasanya masyarakat beranggapan jika segala sesuatu yang mengenai jantung sudah pasti serangan jantung.
Menurut dokter, jantung memiliki listrik untuk menjalankan fungsinya.
Yang di maksud henti jantung yakni kelistrikan tersebut mengalami gangguan.
Akibat berhenti, suplai oksigen dari jantung ke sel-sel atau organ yang lain menjadi berhenti.
Kondisi ini mengakibatkan seseorang mengalami hal yang fatal.
Dokter sebut jika kondisi ini hanya berlangsung dalam hitungan menit.
Henti jantung terjadi secara tiba-tiba.
Hanya membutuhkan hitungan menit.
Orang menjadi lemas dan langsung tidak sadarkan diri.
Tidak bernapas, tentunya nadi juga tidak berdenyut.
Kulit menjadi berwarna pucat.
Hal ini dikarenakan berhentinya aliran darah.
Sedangkan serangan jantung terjadi secara bertahap.
Baca juga: Dokter: Menu Tunggal Hanya Evaluasi 1 Minggu Pertama untuk Melihat Ada Alergi atau Tidak
Dimana seseorang akan mengalami sesak napas dan terasa nyeri di bagian perut sampai ke dada.
Kepala akan terasa ringan.
Saat diraba nadinya, terasa denyut nadi yang tidak teratur.
Namun tidak semua orang awam mengerti cara memeriksa nadi.
Penjelasan Dokter Spesialis Forensik Klinis dan Pegiat SAR, dr. Siswo Putranto Santoso dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 25 Juni 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.