TRIBUNHEALTH.COM - Ada suatu keadaan tertentu, periode tertentu kehidupan bayi air susu ibu sudah tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Sehingga sesuai dengan kepanjangan MPASI atau makanan pendamping air susu ibu, pada suatu keadaan tertentu bayi sudah membutuhkan makanan pendamping selain dari air susu ibu.
Hal ini ditujukan agar kebutuhan nutrisinya terpenuhi.
Baca juga: Waspadai, Keluar Flek Saat Hamil Bisa Menjadi Gejala Terjadinya Keguguran, Begini Ulasan Dokter
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Anak, Konsultan Infeksi, dan Penyakit Tropis, dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, M.Kes (Ped)., SpA (K). PhD (CTM) dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 10 Juli 2021, dokter jelaskan waktu yang tepat pemberian MPASI.
Sehingga anak bisa mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Misalnya pada bayi yang lebih besar, yang sudah mulai beraktivitas lebih banyak, tentu membutuhkan energi.

Sehingga ASI saja tidak cukup pada keadaan tertentu.
Kapan waktu yang tepat pemberian MPASI adalah berbeda-beda untuk setiap anak.
Secara umum, pemberian MPASI diatas 6 bulan.
Akan tetapi sebenarnya yang harus dinilai adalah apakah anak siap secara fisik atau psikologis.
Secara fisi harus dinilai terlebih dahulu apakah anak sudah bisa duduk dengan leher tegak atau bisa sudah bisa mengangkat kepalanya sendiri tanpa bantuan.
Secara psikologis, kita harus bisa menilai apakah anak sudah antusias terhadap makanan.
Misalkan ibu memberikan makanan, apakah anak mencoba meraih atau anak sudah terlihat sering lapar.
Baca juga: Dokter Spesialis Kandungan Jelaskan Faktor-faktor yang Menyebabkan Ibu Hamil Mengalami Keguguran
Sudah diberi ASI mengapa anak masih lapar, kondisi adalah suatu kriteria atau indikator bahwa anak sudah siap untuk mendapatkan MPASI.
Untuk jumlah berapa kali sehari diberikan ASI, pada saat memulai tidak diperlukan frekuensi terlalu banyak.
Mungkin bisa 1, 2 atau 3 kali saja.
Seiring dengan waktu dan pertamnbahan usia, kebutuhan juga pasti lebih banyak, maka bisa diatur agar frekuensinya menjadi lebih sering.
Penjelasan Dokter Spesialis Anak, Konsultan Infeksi, dan Penyakit Tropis, dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, M.Kes (Ped)., SpA (K). PhD (CTM) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 10 Juli 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.