Breaking News:

Menggertakkan Gigi saat Tidur Bisa Disebabkan Faktor Psikologis, Ini Tips Dokter untuk Menanganinya

drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati jelaskan tips untuk mengatasi kebiasaan bruxism

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ekarista Rahmawati
tribunnews.com/Surya/Ahmad Zaimul Haq
ILUSTRASI Pemeriksaan gigi --- FOTO: Seorang pasien memeriksakan gigi pada dokter gigi Roosanti Nurwinda Purisari di RS Manyar Medical Center (RS MMC), di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (19/6/2020). Adanya pandemi virus corona (Covid-19) membuat masyarakat enggan ke rumah sakit demi mengurangi kemungkinan terpapar Covid-19. Untuk menutup biaya operasional, rumah sakit harus mencari dana pinjaman dan mengajukan penundaan cicilan alat-alat rumah sakit di bank. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

TRIBUNHEALTH.COM - drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati menjelaskan apa yang perlu dilakukan orang yang mengalami bruxism, alias kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur.

Bruxism bisa terkait dengan faktor psikologis.

Namun, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen menyarankan untuk ke dokter gigi terlebih dulu.

Hal itu dia sampaikan dalam program Sapa Dokter Tribunnews.

"Agar bisa ditelusuri etiologi kejadiannya," katanya, dikutip TribunHealth.com.

Pasalnya, selain faktor psikologis, ada kemungkinan bruxism disebabkan faktor lokal.

"Seperti misalnya, tambalan gigi yang ketinggian, pemakaian gigi palsu yang tidak tepat, hingga perawatan gigi yang tidak tepat," jelasnya.

Baca juga: Cara Mencegah Terjadinya Gingivitis, Dokter Gigi: Rajin Menyikat Gigi dan Mengunyah dengan Dua Sisi

Ilustrasi pemeriksaan gigi
Ilustrasi pemeriksaan gigi (Pexels.com)

"Agar dipastikan bahwa oklusi pertemuan rahang atas dan rahang bawah itu tidak ada masalah dulu."

"Karena beberapa bruxism bisa diatasi dengan tindakan ortodonsi, perapian gigi-gigi," jelasnya.

Jika bruxism disebabkan faktor psikologis, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen punya tips tersendiri.

2 dari 3 halaman

"Salah satu cara yang saya lakukan, dan saya sarankan ke semua yang pernah komunikasi terkait ini, adalah bagaimana kita bisa melakukan manajemen stres."

Baca juga: Apakah yang dimaksud dengan Tindakan Restorasi Gigi Dokter?

Menurut drg Anastasia, dengan mengontrol apa yang ada di alam bawah sadar akan membuat tubuh menjadi lebih positif.

Pertama adalah dengan latihan pernapasan.

"Hanya dengan menyadari udara yang masuk dan keluar, menyadari pernapasan," katanya.

Kedua, drg Anastasia menganjurkan meditasi.

Ilustrasi meditasi
Ilustrasi meditasi (Pixabay)

Baca juga: Mengapa Sering Muncul Aroma Tidak Sedap pada Mulut? Darimana Sebetulnya?

Cara paling mudah adalah dengan melatih pernapasan dan merasakan setiap hal yang dialami.

"Kita sadari. Maafkan diri sendiri yang sudah merasa sedih, kecewa, marah, jengkel, takut, cemburu, apaun itu."

"Menyadari, menerima, memaafkan diri sendiri," tandasnya sekali lagi.

Berikutnya adalah dengan mendengarkan musik yang menenangkan hati.

"Biasanya saya menyarankan musik yang bit-nya lebih lambat dari detak jantung kita."

3 dari 3 halaman

"Kemudian dukungan keluarga. Karena lingkungan terdekat kita punya peran yang sangat besar untuk menciptakan suasana yang damai, yang tenang, dalam lingkungan terkecil tapi terpenting dalam hidup."

drg Anastasia menjelaskan dukungan keluarga sangat baik bagi penderita bruxism yang disebabkan faktor psikologis.

Baca artikel lain seputar kesehatan gigi dan mulut di sini.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.combruxismMenggertakkan Gigidrg. R. Ngt. Anastasia RirienKesehatan gigi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved