TRIBUNHEALTH.COM – Teh merupakan minuman yang mengandung kafein.
Sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas.
Winda Irwanti, S.Gz., M.P.H. merupakan seorang dosen program studi Gizi di Universitas Alma Ata Yogyakarta.
Sejak tahun 2019 hingga saat ini, Winda Irwanti, S.Gz., M.P.H. berperan sebagai konsultan food product di beberapa industri kuliner di Yogyakarta.
Winda Irwanti, S.Gz., M.P.H. akan menjawab pertanyaan Tribunners terkait dengan pemenuhan gizi dan kandungan makanan atau minuman sebagai berikut.
Baca juga: Wajarkah Saya Jika Lebih Nyaman Belajar Sendiri dengan Suasana Hening? Begini Tanggapan Psikolog
Pertanyaan:
Halo selamat pagi ibu.
Ibu apakah benar kita tidak boleh konsumsi makanan bersamaan dengan minum teh?
Karena teh dapat mengikat zat besi dimana zat besi dibutuhkan oleh tubuh.
Benarkah demikian?
Sebenarnya kandungan apa yang ada di dalam teh sehingga tidak boleh dikonsumsi bersamaan saat makan?
Terima kasih bu.
Selamat beraktivitas.
Nena, Tinggal di Jember.
Baca juga: Profil Ahli Gizi Profesional Winda Irwanti, Nutritionist & Food Product Consultant Industri Kuliner
Ahli Gizi, Winda Irwanti, S.Gz., M.P.H. Menjawab:
Selamat pagi Ibu.
Betul sekali Ibu, minuman teh tidak disarankan bersamaan dengan makan utama.
Di dalam teh terdapat zat yang bernama tannin.
Zat tersebut mampu mengikat zat gizi tidak hanya Fe, tapi juga asam amino, seng, dan kalsium.
Dampaknya adalah tentu saja zat gizi tersebut yang berada dalam makanan dan seharusnya masuk ke tubuh kita, jadi tidak bisa diserap dan terbuang.
Konsumsi teh disarankan tidak bersamaan dengan konsumsi makan utama, tapi masih boleh jika bersamaan dengan makanan selingan, misalnya snack pagi atau sore.
Dengan cara ini diharapkan sudah banyak zat gizi yang terserap maksimal saat makan utama, sehingga meskipun beberapa zat gizi tidak terserap maksimal saat makan makanan selingan, namun dapat berfungsi sebagai penambah energi.
Baca juga: Virus Corona Varian Lambda Disebut Lebih Menular, Apakah Vaksin Masih Efektif untuk Bentuk Antibodi?
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.