TRIBUNHEALTH.COM - Penyintas kanker kulit melanoma, Yasavati Kurnia, membeberkan pengalamannya melawan penyakit tersebut.
Hal itu dia paparkan dalam program Ayo Sehat Kompas TV edisi Jumat (18/6/2021).
Yasavati menyebut, melanoma yang dia derita bermula dari gejala munculnya tahi lalat.
"Kecil sebetulnya, sebesar biji kacang hijau. Adanya di tepi pada telapak kaki kanan saya," ujarnya, dikutip TribunHealth.com.
Sebenarnya tahi lalat tersebut sudah ada sejak lahir.
Baca juga: Meningkatnya Hormon Gonadotropin Berisiko Terkena Kanker Ovarium Lebih Tinggi, Begini Ulasan Dokter
Baca juga: Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Jelaskan Perbedaan Antara Kanker Serviks dan Kanker Ovarium
Dengan demikian, keberadaannya tidak terlalu menjadi perhatian.
Pada 2007, tahi lalat tersebut mulai bermasalah.
Ketika berjalan jauh, tepinya mulai mengalami pendarahan.
"Mulanya saya ngga mengira suatu hal yang aneh. Saya pikir itu ya iritasi dari sepatu, sendal saya."
Namun ketika bertemu dengan koleganya yang kebetulan seorang dokter, dia menyarankan untuk melakkan biopsi.
Setelah dilakukan, rupanya tahi lalat tersebut merupakan kanker melanoma.
Baca juga: Begini Cara Mengatasi Penyakit Kulit, Dokter: Menjaga Kebersihan Salah Satunya
Baca juga: Dokter Sebutkan Kandungan Skincare yang Bagus untuk Kulit Berjerawat
"Saya kemudian mencari jalan keluar. Saya berkonsultasi dengan ahli bedahnya dan disarankan bedah."
"Selain pengangkatan tahi lalat yang kecil tadi, seluruh sekeliling jaringan 2 cm itu diceruk, dieskavasi."
"Sehingga harus dilakukan transplantasi jaringan dan kulit untuk menutupinya," tandasnya.
Proses penyembuhan luka kurang lebih berlangsung selama satu bulan.
Setelahnya, Yasavati Kurnia masih harus melakukan serangkaian perawatan rutin.
Selain perawatan, sel kanker juga terus dipantau agar tidak menyebar lagi.
"Puji syukur sampai saat ini tidak pernah ada penyebaran."
"Tiap tahun saya masih terus melakukan chech up rutin," tandasnya.
Baca artikel lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)