TRIBUNHEALTH.COM - Berkunjung ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, praktek dokter merupakan hal yang meragukan di tengah pandemi.
Dalam pemasangan gigi palsu dengan sejumlah gigi yang ada, dokter akan melakukan pemeriksaan secara panoramik dan secara klinis terlebih dahulu.
Akan ditentukan secara klinis kondisi gigi tersebut baik atau tidak.
Setelah rontgent panoramik akan terlihat keadaan jaringan tulang, jaringan penyangga gigi dan masalah gigi lainnya.

Baca juga: Dok, Apakah Gejala Katarak Bisa Terjadi pada Satu Mata Saja?
Apabila ada masalah gigi lain akan dipertimbangkan apabila memang akan dilakukan pemasangan gigi palsu secara removable atau lepas pasang mungkin akan dijadikan gigi penyangga.
Gigi penyangga akan dievaluasi dari rontgent panoramik, apakah rasio dari mahkota cukup baik.
Jika cukup baik, akan dilakukan perawatan pendahuluan terlebih dulu.
Kemudian akan dilakukan pemasangan gigi palsu dengan gigi terseut sebagai penyangganya.

Baca juga: Katarak Tidak Hanya Menyerang Usia Senja, Ini Langkah yang Dilakukan untuk Mencegahnya
Sebagai kesimpulan, akan dilakukan evaluasi terlebih dulu dari rontgent panoramik dan secara intra oral atau secara langsung dengan gigi yang tersisa harus diyakinkan sehat.
Dan juga dengan kondisi penyangga yang cukup baik.
Jaringan pendukung kuat dan cukup baik bisa dilakukan pemasangan gigi palsu sehingga akan bertahan cukup lama.
Apabila ada infeksi dan lain-lain mungkin ada pertimbangan untuk pencabutan.
Ditakutkan setelah pemasangan gigi akan ada infeksi lanjutan.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan Drg. Citra Paramita, dokter spesialis ortodonti. Jumat (18/12/2020)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)