lihat foto
TRIBUNHEALTH.COM - Tifus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri bernama rickettsia tapi dalam penyakit ini rickettsia menyerang melalui perantara hewan artropoda.
Artropoda merupakan hewan yang berkaki enam misalnya, kutu, tungau, dan caplak.
Dilansir dari TribunHealth.com, dalam tayangan YouTube Tribun Lampung, Ketua IDI cabang Bandar Lampung dr. Aditya, M. BIOMED menjelaskan tentang tifus.
Tifus biasanya jarang terjadi dan tidak separah penyakit tipes.
Tifus bisa membuat kulit menjadi ruam, karena bakteria rickettsia menyerang pada kulit.
Baca juga: Berikut Gejala hingga Makanan yang Harus Dihindari oleh Penderita Tipes
Baca juga: Mitos atau Fakta Sakit Tipes karena Sering Lembur Kerja?
"Tifus sering terjadi kalau misalnya ada banjir dan kurang menjaga kebersihan. Kemungkinan yang bisa terjadi adalah ada kutu atau tungau yang menempel di kulit kita, dimana kutu tersebut ada bakteri rickettsia dan orang tersebut bisa terkena," ungkap dr. Aditya.
Awalnya penyakit tifus ini mirip dengan tipes.
Gejala yang terjadi juga mirip dengan tipes.
Berikut adalah gejala terjadinya tifus:
- Panas tinggi
- Mual
- Muntah
- Ruam pada kulit
"Kondisi ini ketika dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan anti salmonella, maka salmonella akan negatif. Karena hanya gejalanya saja yang mirip dengan tipes," terang dr. Aditya.
"Apabila daya tahan tubuh baik, penyakit ini tidak bergejala dalam tubuh, tapi jika daya tahan tubuh buruk maka gejalanya akan semakin menjadi-jadi dan semakin cepat," lanjutnya.
Baca juga: Penggunaan Masker Selama Pandemi Picu Munculnya Penyakit Kulit, Apa Saja?
Apakah tungau di kasur bisa menjadi salah satu penyebab tifus?
"Jadi tungau atau kutu di kasur bisa ditempeli oleh bakteri rickettsia dan bisa menyebabkan terjadinya sakit tifus," ungkap dr. Aditya.
Tifus menyerang kulit sebelum masuk ke dalam tubuh, apabila memiliki kulit yang sensitif, maka akan terbentuk ruam yang lebih parah.
"Tubuh kita banyak sekali flora-flora normal di atas permukaan kulit, dan ada jamur juga, serta tidak menjaga kebersihan kulit maka rickettsia tersebut akan membuat lubang pada kulit dan terjadi infeksi yang parah," ungkap dr. Aditya.
Hal ini akan mengakibatkan semakin banyaknya ruam yang terjadi pada kulit.
Selain itu, akan semakin banyak hal-hal lain yang menyerang kulit, seperti jamur, dan bakteri kulit yang lain.
Kondisi ini terjadi akibat dari kondisi kulit yang terbuka akibat gigitan bakteri rickettsia.
Baca juga: Jangan Disepelekan, Herpes Labialis Sebabkan Kulit Sekitar Mulut Melepuh, Berair, dan Merah
Pengobatan yang dilakukan pada penyakit tifus akan diberikan antibiotik sistemik.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila bakteri sudah masuk ke dalam saluran darah dan saluran pencernaan.
Pengobatan pada kulit akan diberikan antibiotik dalam bentuk saleb atau obat oles.
Bagaimana efek buruk tifus jika dibiarkan?
Apabila penyakit ini tidak diobati bisa menjalar dan menyerang saluran kemih, saluran pencernaan dan menimbulkan gejala yang banyak.
Baca juga: Apakah Sebagian Besar Penyakit Kulit Itu Menular, Dok?
Cara mencegah terjadinya tifus:
- Menjaga kebersihan diri
- Mandi menggunakan pakai sabun antiseptik
- Makan dan minum yang higenis
- Ganti baju dan celana sesering mungkin
Penjelasan ini disampaikan oleh Ketua IDI cabang Bandar Lampung dr. Aditya, M. BIOMED, pada tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, Rabu 15 Juli 2020.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/Irma Rahmasari)
Baca juga: Ternyata Pola Hidup Menjadi Salah Satu Faktor Terjadinya Penuaan Dini
Baca juga: Mengenal Bercak Putih pada Kulit atau PMH hingga Pengobatannya
