lihat foto
TRIBUNHEALTH.COM - Gaya hidup tidak sehat memberikan dampak bagi kesehatan.
Salah satunya adalah terjadinya obesitas.
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebih.
Pernyataan tersebut dikutip oleh tribunhealth.com dalam tayangan KOMPASTV program Ayo Sehat, edisi 02 Mei 2021.
Baca juga: Dok, Bagaimana Cara Mengenali Bakat Anak?
Baca juga: Apa Saja Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak pada Masa Golden Age?
Karena ketidak seimbangan asupan energi yang masuk dan tidak digunakan dalam waktu yang lama.
Selain karena konsumsi kalori yang berlebih, obesitas juga dapat terbentuk karena kurangnya melakukan aktivitas fisik, pola makan, dan pola tidur yang buruk.
Selain itu juga faktor genetik dan medis lainnya.
Sejak mulai pandemi COVID-19 sejumlah studi menemukan kaitan tentang COVID-19 dan obesitas.
Dalam studi yang telah di publikasikan oleh obesity reviews, tim peneliti international menyimpulkan bahwa orang yang obesitas 113% lebih rentan masuk rumah sakit daripada orang dengan berat badan sehat ketika terinfeksi COVID-19.
Ada beberapa faktor pada obesitas yang memperburuk gejala COVID-19 secara biologis.
Seperti mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.
Sehingga dapat menyebabkan peradangan krosis.
Serta cenderung mengalami penggumpalan darah yang lebih tinggi.
Baca juga: Orang Tua Perlu Waspada Penularan COVID-19 pada Anak
Baca juga: Apa Saja Penyakit Yang Dapat Menyerang Rongga Mulut Selama Berpuasa? Berikut Penjelasannya
Orang yang obesitas juga cenderung memiliki penyakit penyerta yang dapat memperburuk infeksi COVID-19, antara lain:
1. Memicu serangan jantung
2. Gangguan saluran pernapasan
3. Diabetes
4. Tekanan darah tinggi
5. Peradangan sendi
Berbagai cara dilakukan untuk mencegah penyakit obesitas seperti rutinya berolahraga dan menjaga pola makan sehat.
"Diet itu artinya mengatur pola makan," ujar dr. Diana Suganda.
Bukan berarti tidak makan.
Pada intinya diet bukan merupakan menyiksa diri.
Harus fun dan harus dinikmati.
Dimana diet merupakan menjaga pola hidup sehat, kita mengubah pola, olahraga, aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu seumur hidup.
Maka dari itu harus fun dan dinikmati.
Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Diana Suganda menjelaskan jika jangan asal-asalan mengikuti trend diet.
Karena pola diet setiap orang tidak sama.
Setiap orang berbeda karena kondisinya juga berbeda.
Diet dengan pola makan gizi seimbang, namun yang kita atur adalah kalorinya.
Kalori merupakan kebutuhan tubuh.
Yang perlu diperhatikan adalah yang turun seharusnya masa lemak.
Beban tubuh terdiri dari masa otot, lemak, organ, cairan, darah dan sebagainya.
Nah, yang harus hilang adalah masa lemaknya.
Baca juga: Bagaimana Mengatasi Penyakit Lidah dan Bau Mulut? Simak Penjelasan drg. Angela Putri Bunga
Baca juga: Dok, Apakah Normal jika Sering Sariawan saat Merasa Lelah?
Karena berbahaya jika masa lemaknya yang terlalu banyak.
Obesitas merupakan penyakit bukan hanya estetika saja.
Dan yang harus dijaga dan tidak boleh hilang adalah masa otot.
Semakin banyak masa otot, maka proses metabolisme semakin bagus.
Jangan sampai salah mengurangi makan dan berpuasa berlebihan.
Karena hal itu dapat menyebabkan berkurangnya masa otot sehingga menimbulkan masalah baru.
Penjelasan Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Diana Suganda yang dikutip oleh tribunhealth.com dalam tayangan KOMPASTV program Ayo Sehat, edisi 02 Mei 2021.
(TribunHealth.com/Dhiyanti)
Berita lain tentang kesehatan ada di sini.
