TRIBUNHEALTH.COM - Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang biasa ditemui di Indonesia.
Tak main-main, penyakit ini bisa mengancam nyawa seseorang bila terlambat mendapat penanganan.
Penyakit demam berdahar dengue disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti.
Bahkan, penyakit ini kerap masuk penyakit dengan kategori luar biasa di beberapa daerah di Indonesia, sebagaimana diberitakan dalam tayangan Ayo Sehat Kompas TV yang tayang di YouTube pada 29 April 2021.
Hal itu terjadi karena penyebaran demam berdarah sangatlah cepat.
Baca juga: Mengenal Demam Scarlet, Penyakit yang Sering Terjadi Pada Anak Usia 5-15 tahun
Baca juga: Dokter Jelaskan Gejala Umum Penyakit Meningitis, Sering Tak Disadari karena Hanya Demam

Sebagai contoh, pada akhir 2020 kasus DBD di Indonesia mencapai 95.893 kasus.
661 di antaranya meninggal dunia.
Dilihat dari segi usia, kematian paling banyak dialami anak berusia 5-14 tahun sebesar 34,13 persen.
Berikutnya, usia 1-4 tahun menyumbang kematian hingga 28,57 persen.
kendati demikian, DBD bisa diantisipasi dini.
Masyarakat bisa terhindar dengan memperhatikan kebersihan lingkungan.
Langkah tersebut bisa menekan perkembangan nyamuk di sekitar, tak terkecuali aedes aegypti.
Baca juga: Simak Perbedaan Demam berdarah dengan Demam Biasa yang Perlu Diketahui
Baca juga: Mengenali Karakteristik Nyamuk Aedes Aegypti Penyebab Demam Berdarah

Nyamuk tersebut merupakan pembawa virus dengue, yang bisa menyebabkan orang mengalami demam berdarah.
Setidaknya ada delapan gejala demam berdarah yang bisa dikenali, antara lain:
- Demam tinggi, hingga mencapai 40 derajat celcius
- Sakit kepala
- Nyeri otot, tulang, dan sendi
- Mual
- Mundah
- Sakit di beakang mata
- Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening
- Bintik merah atau bercak pada kulit
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)