TRIBUNHEALTH.COM - Penggunaan obat biasa dilakukan untuk menyembuhkan rasa sakit tertentu.
Obat bisa dibeli dengan resep dokter, dan ada pula yang bisa dibeli bebas.
Beberapa bentuk obat yang lumrah ditemui antara lain, pil, kapsul, tablet, puyer, hingga sirup.
Semua obat tersebut dibuat khusus untuk menyembuhkan atau memberikan efek yang diinginkan.
Namun penggunaan obat haruslah dilakukan secara rasional, sebagaimana dibahas dalam tayangan Ayo Sehat Kompas TV, 13 April 2021.
WHO mengatakan yang dimaksud menggunakan obat secara rasional adalah harus sesuai dengan indikasi, dosis, dan jangka waktu yang tepat.
Baca juga: 96 Persen Orang Indonesia Kurang Konsumsi Buah dan Sayur, Tak Boleh Asal Ganti Suplemen
Baca juga: Apakah Penggunaan Suplemen yang Berlebihan Memiliki Efek Samping Tertentu?

Kendati demikian, kondisi sebaliknya masih banyak ditemui.
Banyak orang yang masih mengonsumsi obat tanpa mematuhi aturan yang ada.
Di antaranya, penggunaan puyer yang berisi banyak obat, penggunaan antibiotik, dan suntikan.
Selain itu ada pula penulisan resep yang tidak sesuai dengan pedoman klinis, serta pengobatan mandiri yang tidak tepat.
Padahal semua hal itu bisa menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan tubuh.
Alih-alih menyembuhkan, efek samping obat bisa saja berbalik membahayakan tubuh.
Baca juga: Meski Anemia Jangan Asal Melakukan Suplementasi Zat Besi, Ini Risikonya
Baca juga: Bisa Didapat dari Alam, Kapan Tubuh Butuh Suplemen Tambahan?

Pada kasus penggunaan antibiotik yang sembarangan, tubuh justru bisa resisten terhadap antibiotik.
Artinya, bakteri masih bisa hidup meski sudah diberi antibiotik.
Akibatnya efektivitas obat menjadi berkurang.
Kasus pengobatan mandiri yang dilakukan masyarakat seperti itu bisa saja mengurangi kepercayaan terhadap tenaga kesehatan.
Tak jarang, uang harus terhambur sia-sia untuk membeli obat yang belum tentu benar-benar dibutuhkan.
Baca artikel lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)