TRIBUNHEALTH.COM - Radang biasa disebut dengan panas dalam.
Radang bisa disebabkan dari faktor luar, bahkan bisa datang dari diri kita sendiri.
Misalnya radang sendi tidak harus ada infeksi, bisa saja karena gesekan.
Radang memiliki ciri ciri sebagai berikut:
1. Panas di daerah yang mengalami peradangan
2. Merah meradang
3. Benjolan atau perubahan konsistensi
4. Sakit jika dipegang
5. Gangguan fungsi
Apakah ada titik lain dalam peradangan selain radang tenggorokan dan radang sendi?
Baca juga: Hati-hati, Penggunaan Obat PCC Dapat Mengakibatkan Overdosis hingga Kematian
Dikutip dari tayangan Youtube Tribunnews.com Malam Minggu Sehat 27 Maret 2021, dr Tan Shot Yen menjelaskan titik lain peradangan.
Selain radang tenggorokan dan radang sendi, ada juga radang gigi yang disebabkan oleh karies gigi.
Radang apabila tidak diobati, bisa menjadi perjalanan panjang.
Bakteri akan menyebar ke seluruh tubuh, salah satu yang bisa diserang adalah jantung.
Bahkan ada penyakit yang disebut dengan demam rematik.
Demam rematik tidak menyerang sendi, tetapi pada otot jantung.
Demam rematik bisa mempengaruhi otot jantung, klep jantung yang akan dirasakan saat hari tua.
Baca juga: Apakah Aman Tidak Mengontrol Gula Darah Saat Pandemi?
Apakah radang bisa diantisipasi?
"Ya dan tidak. Sebab radang dengan suatu reaksi yang khas, misal radang tenggorokan adalah reaksi yang sifatnya umum cara mengantisipasi dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh. Tetapi juga ada yang harus kita dapatkan dengan cara vaksinasi spesifik." jelas Dr. Tan.
Lalu apakah penyebab dari alergi?
Alergi disebabkan oleh adanya faktor pemicu.
Alergi bisa disebutkan sebagai respon tubuh pada salah satu respon tubuh terhadap salah satu penyebab.
Dr. Tan menjelaskan bahwa, jika terlalu sering menggunakan salep yang mengandung steroid dapat menyebabkan kulit tipis.
Kulit yang semakin tipis dapat menyebabkan bakteri, jamur, dan infeksi yang lain lebih gampang masuk bahkan kulit menjadi belang.
Selain alergi karena makanan ataupun sesuatu tetapi ada juga alergi karena keturunan.
Apakah ada cara mengobati hyperallergic?
Hyperallergic tidak bisa diobati.
"Lebih baik menghindari penyebab dari alergi tersebut," kata dr. Tan.
Baca juga: Apakah Penanganan Stunting di Indonesia Sudah Dilakukan dengan Maksimal?
(Tribunhealth.com/Putri Pramesti Anggraini)