Tanya:
Dokter saat ini sedang marak mukbang, makan sebanyak-banyaknya.
Rata-rata makanan yang dimakan adalah makanan kekinian.
Namun badan tetap bagus, tidak obesitas.
Hal tersebut karena diimbangi oleh olahraga yang berat, apakah itu benar dokter untuk pemenuhan gizi ?
Pertanyaan dari Tribunners yang disampaikan oleh Jurnalis Alfin Wahyu pada tayangan kanal YouTube Tribunnews.com, Senin (8/2/2021).
Baca juga: Simak, Berikut Ini Berbagai Penyakit Akibat Menderita Diabetes
Baca juga: Ini Bahaya bagi Orang yang Berbadan Terlalu Kurus
Dokter Menjawab:
Kita akan membahas karena ada dua masalah.
Yaitu pertama kata mukbang.
Orang Indonesia itu tidak mengenal kata mukbang, karena itu dari Korea dan mukbang itu merupakan sebuah reality show.
Orang mukbang itu makan banyak dalam satu wadah besar.
Pertanyaan saya cuma satu, kenapa bisa orang Indonesia dibohongi ya?
Perlu diketahui, apakah orang yang mukbang itu benar-benar menghabiskan seluruh makananya? tentu tidak.
Itu hanya untuk reality show. Saat jeda iklan, makanan tersebut dibuang, kan anda tidak tahu.
Jadi itu hanya untuk konten acara.
Baca juga: Apakah Sayur Lebih Baik Dimasak atau Dimakan Mentah?
Baca juga: Benarkah Makan Daging Kambing Bisa Sebabkan Hipertensi?
Selanjutnya, yang perlu diingat. Kalau anda bertemu dengan teman kost, tetangga atau bahkan saudara sendiri yang ada orang kalau makan banyak tapi badannya tetap kurus, bukan berarti orang tersebut sehat.
Dalam ilmu kedokteran, ada istilah Skinny fat.
Yaitu, badannya terlihat kurus, tetapi begitu anda periksa kolestrol, itu sangat tinggi.
Begitu pula pada saat melihat pembuluh darahnya, itu macet dimana-mana.
Perlu diingat, orang yang terkena stroke, diabetes, hipertensi atau flek itu tidak identik dengan orang-orang yang badanya gemuk.
Jadi itu merupakan sebuah pemikiran yang sangat salah.
Selanjutnya, berbicara tentang olahraga.
Hal yang telah disebutkan itu sangat manipulatif.
Bila setelah makan terlalu banyak, lalu lari 30 KM, badan kita tidak bisa seperti saldo bank.
Baca juga: Tak Hanya Asal Kurus, Diet Ketogenik Justru Bisa Picu Penyakit Berbahaya jika Dilakukan Sembarangan
Baca juga: Tak Cukup dengan Mengatur Pola Makan, Mengatasi Perut Buncit Harus Diimbangi dengan Olahraga
Pasalnya, setelah makanan itu masuk, beberapa reaksi hormonal itu bekerja.
Hormon insulin naik, prostaglandin naik dan hormon tromboksan naik.
Itu sama tidak dapat ditarik ulang.
kemudian lari 500 kalori, dengan 1000 kalori, itu merupakan sebuah hitungan matematika.
Bila orang lari, kalau orang lari kalorinya sekian.
Jadi tidak bisa dihitung, kalau orang makan 2000 kalori, lalau berenang dengan 1000 kilo kalori, jadi yang masuk cuma 1000. Tidak bisa.
Tubuh manusia tidak bisa dianggap sebagai kalori meter.
*) Dokter filsuf ahli gizi komunitas, dr Tan Shot Yen.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)
Konsultasi dengan dokter, silakan klik di sini