TRIBUNHEALTH.COM - Dokter filsuf ahli gizi komunitas, Dr Tan Shot Yen, menjelaskan berbagai diet yang sempat ngetren di Indonesia.
Bahkan berbagai macam diet itu bisa berbahaya jika tidak dilakukan dengan benar.
Lalu diet apa saja yang dimaksud?
Diet Paleo
Dr Tan mengawali penjelasannya dengan diet paleo yang sempat ngetren pada awal tahun 90-an.
Kata paleo merujuk pada zaman paleolitikum, sebelum era agrikultur.
"Jadi orang-orang ini begitu kekeh tidak makan produk agrikultur," kata dr Tan dalam tayangan Malam Minggu Sehat di kanal YouTube Tribunnews.com.
Baca juga: Apakah Orang Sehat Memerlukan Diet? Simak Penjelasan Dokter Ahli Gizi Berikut Ini

"Jadi tidak menggunakan beras, ubi, singkong. Itu kan agri kultur."
"Tapi mereka menggunakan isitlah makanan gaya asal sambar. "
"Jadi mereka betul-betul mengatakan makanan datang dari alam. Tapi yang berbahaya adalah akhirnya jumlah proteinnya menjadi terlalu tinggi. Di mana ketika zaman paleolitikum, orang-orang memang emndapatkan sumber makanannya memang asal nyamber."
Padahal makanan seperti itu juga belum tentu rendah karbohidrat.
"Nah apakah makanan seperti ini low karbohidrat? Belum tentu."
Diet Atkins

Baca juga: Tak Hanya Asal Kurus, Diet Ketogenik Justru Bisa Picu Penyakit Berbahaya jika Dilakukan Sembarangan
Selain diet paleo, dr Tan menjelaskan diet Atkins, yang ditemukan oleh dr Atkins.
Diet Atkins sendiri memiliki kemiripan dengan diet ketogenik.
Menariknya, sang penemu diet ini justru meninggal karena serangan jantung.
Padahal dia mengklaim gaya diet Atkins bisa mencegah seseorang untuk menghindari penyakit jantung.
"Dia mengatakan, dia menemukan diet rendah karbohidrat dengan tinggi lemak."
Gaya diet ini membalik, asupan protein dan lemak yang jauh lebih besa.
"Jadi yang ngeri adalah tinggi lemaknya adalah 20 gram per hari di fase pertama."
Padahal normalnya karbohidrat yang dikonsumsi tubuh adalah 50 persen dari total kalori.
Pada akhirnya kadar karbohidrat menjadi tidak seimbang.
Diet Mayo

"Satu lagi yang ngetren namanya diet mayo," kata dr Tan.
Sayangnya, diet mayo yang asli berbeda dengan apa yang diterapkan di Indonesia.
"Nah ini yang lucu. Karena kita itu disesuaikan dengan lidah Melayu, Jawa.. Akhirnya diet mayo ini menjadi kacau."
Diet mayo yang sebenarnya bisa menurunkan berat badan 3-4 kilo dalam dua minggu.
Tetapi karena orang Indonesia terlalu kebablasan, terkadang orang Indonesia bisa turun empat kilo hanya dalam waktu seminggu, papar dr Tan.
"Wow. Jadi, versi bulenya, versi benernya, sarapan biasanya menggunakan yogurt, tanpa lemak. Tapi tidak manis, tidak seperti yogurt kita yang isinya gula."
Selain itu masih banyak lagi kesalahan yang dilakukan orang Indonesia, yang sangat jauh dari apa yang dipraktikan di luar negeri.
Diet Golongan Darah

Diet ini harus diselenggarakan dengan pangan organik dan suplemen herbal.
"Nah orang Indonesia ga baca. Yang dia tahu hanya diet golongan darah."
Diet ini menggolongkan makanan yang harus dimakan oleh seseorang berdasarkan golongan darahnya.
Kendati demikian, dr Tan menegaskan diet ini tidak relevan.
Diet Asam Basa
Untuk jenis ini, dr Tan menegaskan belum ada bukti ilmiahnya.
"Jadi ada yang mengatakan berdasarkan hasil studi. Studinya jenis apa?" tanya dr Tan.
Dia menjelaskan diet ini hanya menyebar dari fakta teoritik yang tersebar dari mulut ke mulut.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)