TRIBUNHEALTH.COM - Polusi udara menjadi salah satu faktor risiko terbesar yang dapat memengaruhi kesehatan paru-paru.
Paparan polusi yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan gangguan pernapasan, peradangan, hingga penyakit paru kronis.
Sumber polusi di sekitar kita umumnya berasal dari aktivitas harian manusia yang masing-masing jenis polusi memiliki tingkat bahaya yang berbeda, tergantung pada jenis dan kadar paparan yang diterima oleh tubuh.
Untuk memahami lebih jauh mengenai hal ini, berikut merupakan penjelasan dari dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp. P(K), yang merupakan Dokter Spesialis Paru Konsultan dari RS UNS.
Baca juga: Apa Itu Polusi Udara dan Mengapa Berbahaya untuk Kesehatan?

Pertanyaan:
Dokter, Apa Saja Jenis Polusi Udara yang Paling Berbahaya Bagi Paru-Paru?
Vivi, di Tangerang.
Jawaban Dokter:
Tingkat bahaya polusi udara sebenarnya tergantung pada tingkat paparannya.
Semakin kecil partikelnya, maka akan semakin bahaya bagi paru-paru.
Misalnya, asap kendaraan yang memiliki partikel berukuran sangat kecil.
Kemudian, asap pembakaran sampah juga menjadi sumber polusi yang masih sering ditemukan di berbagai daerah yang masih menggunakan sistem pembakaran sampah, dan hal ini masih banyak dijumpai pada pasien dengan gangguan paru.
Jika dilakukan setiap hari, terutama ketika asapnya masuk ke dalam rumah, maka akan berpengaruh terhadap kondisi paru dalam jangka panjang.
Baca juga: Bagaimana Perawatan Harian untuk Penderita Psoriasis? Ini Jawaban Dokter Kulit

Asap rokok juga menjadi salah satu penyumbang terbesar polusi udara.
Untuk kasus ini masih bisa dilakukan edukasi kepada masyarakat untuk berhenti merokok agar tidak menambah jumlah polusi udara.
Namun, proses berhenti merokok membutuhkan waktu karena adanya efek adiksi dari nikotin nya.
Selain dari tiga jenis tersebut, polusi dari aktivitas industri juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan paru, tergantung pada kondisi lingkungan sekitar.
Profil dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp. P(K)

dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P(K) adalah dokter spesialis paru dan pernapasan yang juga menjadi konsultan paru di RS UNS.
Ia tidak hanya bekerja di satu tempat, tetapi juga melayani pasien di RS UNS, RS Triharsi, dan RS Slamet Riyadi di Surakarta.
Selain aktif sebagai dokter, dr. Brigitta juga mengajar di Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Sebelas Maret (UNS).
Ia dikenal aktif mengikuti berbagai organisasi dan pelatihan di bidang kesehatan, serta sering menjadi narasumber di TribunHealth untuk berbagi pengetahuan tentang kesehatan paru dan pernapasan. (Tribunhealth.com)
Baca juga: Intervensi Psikologis Mahasiswa UNNES Bantu Remaja Manyaran Bangun Rasa Percaya Diri