6 Penyebab Sugar Craving, Kondisi ketika Ingin Mengonsumsi Makanan atau Minuman Manis Terus-menerus

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi konsumsi makanan manis yang tinggi gula

TRIBUNHEALTH.COM - Sugar craving atau keinginan untuk mengonsumsi makanan manis yang mengandung gula bukan suatu hal yang sederhana.

Sugar craving melibatkan respons biologis yang dibentuk oleh interaksi otak, hormon, dan kebiasaan sehari-hari.

Makanan manis atau berlemak dapat memicu otak untuk melepaskan dopamin, yang membuat seseorang merasa senang.

Ini membuat otak menginginkan rasa tersebut lebih banyak lagi untuk terus-menerus mendapatkan sensasi kepuasan.

Ini akhirnya menciptakan lingkaran setan yang membuat seseorang ingin makan gula terus-menerus.

Padahal makanan atau minuman manis dikenal tidak baik untuk kesehatan.

Terlebih lagi jika dikonsumsi berlebihan dan dalam jangka panjang.

Untuk memahami lebih jelas bagaimana sugar craving bisa terjadi, simak berbagai penyebabnya, dilansir kanal kesehatan Times of India.

1. Lonjakan gula darah

ilustrasi cek kadar gula darah (freepik/pixel-shot.com)

Ketika mengonsumsi karbohidrat olahan atau makanan manis, gula darah melonjak lalu turun drastis.

Penurunan tersebut membuat tubuh menginginkan asupan yang bisa membuat lonjakan gula darah lainnya, yang akhirnya menciptakan lingkaran setan.

2. Efek dopamin

Seperti yang sudah disinggung, gula membuat otak merilis hormon dopamin.

Ia melepaskan hormon pemicu rasa senang itu, yang akhirnya membuat seseorang ingin makan gula berlebih, bahkan ketika tidak lapar.

Baca juga: 9 Jenis Olahraga Terbaik untuk Menghilangkan Stres, Bantu Tingkatkan Hormon Dopamin

3. Kurang tidur

Kurang tidur mengacaukan hormon lapar, yakni ghrelin dan leptin).

Dampaknya, muncul keinginan kuat untuk makan makanan berenergi tinggi dan tinggi gula keesokan harinya.

4. Makan karena emosi

Otakmu butuh kenyamanan, dan gula terasa seperti penambah suasana hati instan. 

Ini sebabnya, orang yang sedang stres atau emosi cenderung makan lebih banyak makanan atau minuman manis.

Ilustrasi seorang pria alami depresi akibat sering emosi selama pandemi (lifestyle.kompas.com)
Halaman
12