Mom and Baby

Terlalu Sering Berikan Makanan Manis pada Anak? Hati-hati Ini Dampak Buruk yang Bisa Terjadi

Penulis: Irmarahmasari
Editor: Irmarahmasari
ilustrasi makanan manis, berikut ini dampak buruk yang bisa terjadi jika terlalu sering memberikan makanan manis pada si kecil

Anak-anak yang mengalami obesitas saat masih kecil, cenderung akan mudah mengalami kenaikan berat badan hingga dewasa. 

Jika pola makan ini tidak segera diperbaiki, bahayanya bisa berlanjut hingga dewasa. 

Baca juga: 3 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Bayi Memiliki Kulit yang Sensitif

3. Kerusakan gigi

Terlalu sering mengonsumsi makanan manis juga bisa berdampak buruk pada kesehatan gigi. 

Anak-anak yang cenderung suka mengonsumsi makanan manis dapat dengan mudah mengalami kerusakan gigi. 

Sisa makanan manis yang dikonsumsi dapat menumpuk di celah-celah gigi, masuk ke dalam mulut, yang akhirnya bercampur dengan bakteri mulut. 

Jika kondisi ini tidak segera dibersihkan, dapat menyebabkan si kecil mengalami sakit gigi, seperti gigi berlubang. 

Kerusakan gigi pada anak yang tidak segera diobati dapat menyebabkan gigi mengalami kerusakan permanen, sehingga harus dilakukan pencabutan. 

Untuk mencegah hal ini terjadi, sebaiknya batasi anak-anak untuk mengonsumsi makanan manis. 

Ilustrasi anak mengonsumsi makanan manis, berikut ini dampak mengonsumsi makanan manis terlalu banyak (freepik.com)

4. Menurunkan kemampuan belajar

Tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan, konsumsi makanan manis berlebihan juga dapat berdampak buruk pada kemampuan kognitif anak. 

Ini termasuk kemampuan belajar dan memorinya, hingga berdampak pada nilai akademis anak di sekolah. 

Mengonsumsi gula berlebih bisa menurunkan kemampuan anak untuk memahami informasi yang diucapkan serta sulit untuk memecahkan masalah. 

Baca juga: 4 Pilihan Alternatif Susu Formula yang Tidak Bikin Bayi Sembelit

5. Gangguan perilaku

Dampak buruk lainnya yang bisa terjadi akibat anak kebanyakan gula adalah mengalami gangguan perilaku. 

Makanan manis yang dikonsumsi terus-menerus dapat menyebabkan anak hiperaktif atau gangguan perilaku lainnya. 

Gula yang sudah dicerna dan diserap oleh tubuh akan memasuki aliran darah dengan cepat. 

Ini dapat memicu kenaikan gula darah secara drastis dan membuat anak menjadi lebih aktif dari biasanya. 

Memberi makanan untuk anak tanpa gula diyakini dapat menjadi salah satu cara untuk memperbaiki perilaku anak yang hiperaktif. 

Demikian beberapa dampak buruk yang baiknya benar-benar diperhatikan orang tua, agar dapat membatasi konsumsi makanan tinggi gula pada anak. 

Halaman
123