4 Penyebab Rambut Rontok Setelah Keguguran, Ini Faktor Utamanya

TRIBUNHEALTH.COM - Keguguran adalah kehilangan janin sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.

Kondisi ini bisa menjadi pengalaman yang sangat berat secara emosional. 

Selain trauma secara mental, wanita juga mengalami perubahan fisik, salah satunya penurunan hormon estrogen dan progesteron secara drastis.

Perubahan hormon ini dapat memengaruhi tubuh dalam banyak hal, termasuk menyebabkan rambut rontok setelah keguguran.

Lalu, apa sebenarnya penyebab rambut rontok setelah keguguran?

Penyebab Rambut Rontok Setelah Keguguran

Baca juga: Trik Atasi Stretch Mark Selama dan Setelah Kehamilan, Jangan Lupa Jaga Kelembapan Kulit

Sebenarnya, rambut rontok bisa dialami siapa saja. Namun, beberapa wanita mengalami kerontokan rambut setelah mengalami keguguran.

Menurut American Pregnancy Association, keguguran atau kelahiran mati bisa menjadi pemicu rambut rontok. 

Berikut beberapa penyebabnya rambut rontok setelah keguguran:

1. Penurunan Hormon Secara Mendadak

Selama kehamilan, kadar hormon seperti estrogen dan progesteron meningkat. Hormon-hormon ini berperan penting menjaga kehamilan dan juga berpengaruh pada pertumbuhan rambut.

Estrogen yang tinggi membuat rambut lebih lama berada di fase pertumbuhan, sehingga tampak lebih tebal dan bervolume.

Setelah keguguran, hormon ini turun secara cepat dan drastis, yang dapat menyebabkan rambut rontok.

Baca juga: 10 Perubahan Tubuh yang Terjadi Selama Kehamilan, Mulai dari Perut Membesar hingga Payudara Nyeri

2. Telogen Effluvium

Penurunan hormon yang tiba-tiba bisa membuat folikel rambut “kaget”.

Akibatnya, banyak rambut masuk ke fase istirahat (fase telogen) lebih cepat dari seharusnya. Setelah berada dalam fase ini selama 3–6 bulan, rambut akan mulai rontok.

Kondisi ini disebut telogen effluvium, dan merupakan penyebab utama rambut rontok setelah keguguran.

3. Stres

Keguguran bisa menyebabkan stres emosional yang berat.

Sebuah penelitian dalam Frontiers in Global Women’s Health menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen wanita dengan riwayat keguguran berulang mengalami stres tinggi.