Penyakit pankreas seperti pankreatitis, kanker pankrea , dan fibrosis kistik dapat menyebabkan hiperglikemia akibat kerusakan sel pankreas.
Sel-sel ini memproduksi insulin.
Jika rusak, pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengatur gula darah secara efektif.
5. Sindrom ovarium polikistik
Orang dengan PCOS sering mengalami ketidakseimbangan hormon, termasuk peningkatan testosteron dan insulin.
Meskipun kadar insulin tinggi, banyak orang dengan PCOS mengalami resistensi insulin.
Akibatnya, glukosa berlebih tetap berada dalam aliran darah, yang menyebabkan hiperglikemia.
Baca juga: Dokter Hafi, Bagaimana Cara Mengetahui Seseorang Mengalami Kehamilan di Luar Kandungan?
6. Trauma fisik
Stres fisik akibat cedera atau luka bakar dapat meningkatkan kadar gula darah dengan mengubah metabolisme glukosa.
Hal ini terjadi ketika respons melawan atau lari melepaskan kortisol dan epinefrin, yang meningkatkan produksi glukosa dan menghalangi efek insulin.
Stres fisik juga memicu pelepasan protein inflamasi yang disebut sitokin yang meningkatkan resistensi insulin.
7. Stres pascaoperasi
Tubuh juga mengalami stres setelah operasi.
Stres ini menyebabkan peningkatan sitokin dan hormon yang meningkatkan produksi glukosa di hati dan menghambat kemampuan insulin untuk menurunkan gula darah.
Hingga 30 persen orang mungkin mengalami hiperglikemia akibat stres pascaoperasi, dengan kadar gula darah tinggi yang bertahan lama setelah meninggalkan rumah sakit.
8. Infeksi
Hiperglikemia akibat stres dapat terjadi pada infeksi seperti pneumonia atau infeksi saluran kemih.
Kadar kortisol yang meningkat selama infeksi menghalangi kemampuan insulin untuk menurunkan gula darah, yang menyebabkan kadar glukosa tinggi.
Respons ini normal, karena menyediakan energi bagi organ vital seperti otak dan ginjal, yang mendukung sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi. 12
9. Obat-obatan