5 Keunggulan Intermittent Fasting untuk Kesehatan, Turunkan BB dan Tingkatkan Sensitivitas Insulin

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi intermittent fasting

TRIBUNHEALTH.COM - Intermittent fasting adalah pola makan yang berganti-ganti antara periode puasa dan makan.

Pada diet ini, orang hanya akan makan pada jam tertentu, dan berpuasa pada kurun waktu sisanya.

Penelitian menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan kadar glukosa puasa, dan mengurangi fluktuasi gula darah sepanjang hari.

Melansir Health Benefits Times, berikut ini keunggulan intermittent fasting.

Meningkatkan Fleksibilitas Metabolisme

ilustrasi berpuasa (kompas.com)

Intermittent fasting secara signifikan meningkatkan fleksibilitas metabolisme, kemampuan tubuh untuk beralih antara glukosa dan lemak sebagai sumber energi. 

Penelitian menunjukkan bahwa intermittent fasting merangsang efisiensi mitokondria dan meningkatkan oksidasi lipid yang tersimpan selama periode puasa, sehingga meningkatkan keseimbangan energi.

Baca juga: 5 Efek Samping Minum Kopi Hitam saat Perut Kosong, Mempengaruhi Kadar Gula Darah

Mengurangi Peradangan

Intermittent fasting telah terbukti secara signifikan mengurangi peradangan sistemik dengan memodulasi jalur peradangan utama. 

Studi mengungkapkan bahwa intermittent fasting menurunkan aktivitas sitokin.

ilustrasi seseorang yang sedang berusaha mendapatkan berat badan ideal (tribunnews.com)

Mendukung Penurunan Berat Badan

Intermittent fasting telah mendapatkan pengakuan atas efektivitasnya dalam mendukung penurunan berat badan melalui berbagai mekanisme metabolisme. 

Intermittent fasting menciptakan defisit kalori dengan membatasi waktu makan, yang menyebabkan berkurangnya asupan energi dan peningkatan oksidasi lemak.

Studi menunjukkan bahwa intermittent fasting mengurangi lemak visceral, kontributor utama sindrom metabolik, sekaligus mempertahankan massa tubuh ramping.

Ini juga menurunkan kadar insulin dan meningkatkan lipolisis, yang mendorong penggunaan lemak tersimpan sebagai sumber energi.

Baca juga: 6 Infused Water Berbahan Rempah untuk Bantu Diet Penurunan Berat Badan, Termasuk Kayu Manis

Mengaktifkan Mekanisme Perbaikan Seluler

Intermittent fasting merangsang proses perbaikan sel, terutama melalui aktivasi autofagi, suatu mekanisme di mana sel mendegradasi dan mendaur ulang komponen yang rusak. 

Proses ini penting untuk menjaga kesehatan sel dan mencegah penyakit.

Selain itu, intermittent fasting meningkatkan perbaikan DNA dan pembuangan protein berbahaya yang terkait dengan penuaan dan penyakit neurodegeneratif.

Penurunan kadar insulin selama puasa lebih lanjut membantu dalam mengurangi respons pro-inflamasi, yang mendukung regenerasi sel.

Halaman
12