Bahaya Telinga Berdenging yang Diabaikan, Picu Tuli Saraf

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi seseorang yang mengalami telinga berdenging

TRIBUNHEALTH.COM - Penggunaan alat dengar kini semakin penting bagi masyarakat. 

Alat dengar sering digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti meeting, bekerja, bermain game, mendengarkan musik, atau menemani aktivitas di rumah. 

Ada berbagai jenis alat dengar yang tersedia, seperti earphone, headphone, dan headset. Namun, penggunaan alat dengar perlu diperhatikan dengan baik. 

Jika digunakan terlalu lama dan dengan volume yang terlalu keras, alat dengar dapat menyebabkan gangguan pendengaran. 

Salah satu gejala dari gangguan pendengaran adalah telinga yang berdenging.

Telinga berdenging yang awalnya hanya jarang-jarang muncul, jika dibiarkan, apakah risiko terburuknya bisa menyebabkan tuli?

Ilustrasi penggunaan headset tanpa jeda dengan volume yang terlalu keras (Mayapadahospital.com)

Baca juga: 5 Buah Pengontrol Gula Darah, Patut Dicoba Penderita Diabetes

Dokter spesialis telinga, hidung, tenggorokan-bedah kepala dan leher, dr. Arne Laksmiasanti menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Tribunhealth.com mengenai risiko terburuk keluhan telinga berdenging yang dibiarkan. 

Banyak masyarakat yang belum menyadari dampak buruk penggunaan alat dengar dengan waktu yang lama dan volume yang keras. 

Tanda-tanda yang kerap diabaikan adalah telinga berdenging. 

Ternyata, mengabaikan telinga berdenging bisa menimbulkan dampak buruk. 

dr. Arne menyampaikan bahwa penggunaan headset yang tidak sesuai dengan kaidah keamanan dan dibiarkan terus-menerus bisa mneyebabkan  gangguan pendengaran. 

Ia menambahkan, gangguan pendengaran terjadi pada telinga bagian dalam, terutama di rumah siput yang memiliki sel-sel rambut. 

Baca juga: 5 Langkah Mudah Mengatasi Diabetes: Rekomendasi WHO

"Untuk penggunaan headset yang istilahnya tidak sesuai dengan kaidah-kaidah keamanan, itu kalau dibiarkan terus menerus sangat bisa menyebabkan gangguan pendengaran," kata dr. Arne. 

"Karena gangguan pendengarannya itu lokasinya di telinga bagian dalam," 

"Gangguan telinga bagian dalam, terutama di rumah siput ya, kalau orang bilang rumah siput itu di dalam ada sel-sel rambutnya," tambahnya. 

Kata dr. Arne, apabila gangguan pendengaran sudah mengenai rambut luar rumah siput dan berlangsung selama bertahun-tahun, maka bisa menyebabkan gangguan pendengaran tuli sensorik atau tuli saraf. 

"Jadi kalau gangguan itu sudah mengenai rambut luarnya, kemudian berlangsung bertahun-tahun, bisa menimbulkan gangguan pendengaran yaitu tuli sensorik atau tuli saraf," 

ilustrasi seseorang yang mengalami telinga berdenging (jakarta.tribunnews.com)

Baca juga: 5 Masalah Kesehatan Bisa Sembuh dengan Biji Rami Panggang, Begini Cara Konsumsinya

Dokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan, dr. Arne menegaskan bahwa tuli saraf tidak bisa disembuhkan dengan obat maupun terapi. 

Satu-satunya jalan yakni dengan menggunakan alat bantu dengar. 

"Tuli saraf itu tidak bisa disembuhkan. Sama sekali tidak bisa disembuhkan dengan obat atau mungkin dengan terapi yang lain," terangnya. 

"Satu-satunya jalan dengan menggunakan alat bantu dengar." pungkas dr. Arne.  

Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com bersama dengan dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL.,M.Kes. Seorang Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan-Bedah Kepala dan Leher dari RS Hermina, Solo. 

(TribunHealth.com/PP)