Meningkatnya risiko diabetes tipe 2
Duduk dalam waktu lama dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2, mungkin karena berkurangnya sensitivitas insulin dan gangguan metabolisme glukosa.
Sela-sela waktu duduk dengan aktivitas singkat, seperti berjalan atau berolahraga ringan.
Lakukan aktivitas fisik secara teratur sepanjang hari untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa.
Nyeri muskuloskeletal
Duduk berjam-jam dapat menyebabkan nyeri muskuloskeletal, termasuk nyeri punggung, nyeri leher, dan kekakuan sendi.
Hal ini sering kali disebabkan oleh postur tubuh yang buruk dan ketidakseimbangan otot. Beristirahatlah secara teratur untuk berdiri, meregangkan tubuh, dan bergerak.
Penurunan kesejahteraan mental
Perilaku tidak aktif telah dikaitkan dengan dampak buruk pada kesehatan mental, termasuk meningkatnya risiko depresi dan kecemasan.
Sertakan aktivitas fisik secara teratur ke dalam rutinitas Anda, karena olahraga telah terbukti dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala depresi dan kecemasan.
Beristirahatlah sejenak untuk berdiri, melakukan peregangan, dan bergerak, yang juga dapat membantu meredakan stres.
Baca juga: 6 Langkah Penting yang Memperkuat Paru-paru, Membantu Melindungi dari Efek Buruk Polusi
Berkurangnya harapan hidup
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa duduk terlalu lama dapat dikaitkan dengan harapan hidup yang lebih pendek, terlepas dari faktor-faktor lain seperti tingkat aktivitas fisik.
Kurangi waktu duduk dengan lebih banyak berdiri dan bergerak dalam rutinitas harian Anda.
Kurangi duduk terlalu lama dengan aktivitas singkat, dan utamakan aktivitas fisik rutin untuk meningkatkan kesehatan dan umur panjang secara keseluruhan.
Didukung penelitian
Studi baru memperkuat klaim yang menyatakan bahwa duduk berjam-jam dapat memengaruhi kesehatan seseorang secara negatif, terutama kesehatan jantung.
"Temuan kami menekankan pentingnya mengurangi waktu duduk yang lama, terlepas dari tingkat aktivitas fisik seseorang," kata Dr. Ezim Ajufo, penulis utama studi.
Studi ini menganalisis data dari 90.000 peserta yang mengenakan akselerometer selama seminggu, memeriksa perilaku mereka yang tidak banyak bergerak dan aktif dalam kaitannya dengan diagnosis kondisi seperti serangan jantung, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari.
Diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology, temuan tersebut menunjukkan korelasi yang kuat antara periode duduk yang lama dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
(TribunHealth.com)