Dimulai dari pengumpulan sel T dari pasien, modifikasi genetik di laboratorium, hingga penginfusian kembali sel yang telah dimodifikasi ke dalam tubuh pasien.
Proses ini memerlukan fasilitas yang memenuhi standar praktik manufaktur yang baik (cGMP) serta mematuhi berbagai peraturan internasional yang bervariasi antara satu negara dengan yang lainnya.
Harmonisasi regulasi global menjadi tantangan utama dalam distribusi terapi CAR-T.
FDA di Amerika Serikat, misalnya, telah berperan penting dalam regulasi dan panduan terapi sel dan gen, namun setiap negara memiliki pendekatan yang berbeda dalam evaluasi uji klinis dan persetujuan produk.
Peran Bioimunogenomik dalam Terapi CAR-T
Perspektif Bioimunogenomik berperan penting dalam meningkatkan efektivitas terapi CAR-T melalui pemilihan antigen target yang lebih spesifik dan pengembangan reseptor antigen kimerik yang lebih efisien.
Teknologi ini memungkinkan penciptaan CARs dengan afinitas tinggi terhadap antigen tumor, serta memperkuat respons imun melalui rekayasa genetik sel T.
Berikut ini adalah beberapa penjelasan dari peran bioimunogenomik dalam terapi CAR-T berbasis riset terbaru.
Pertama, pemilihan antigen target yang lebih spesifik. Bioimunogenomik memungkinkan identifikasi antigen tumor yang lebih spesifik dan unik, sehingga mengurangi risiko efek samping yang disebabkan oleh reaksi silang dengan jaringan sehat.
Misalnya, sel-sel CAR-T yang menargetkan antigen CD19 telah menunjukkan respons klinis yang signifikan dalam mengobati malignansi sel B hematologis, terutama leukemia limfoblastik akut.
Kedua, pengembangan reseptor antigen chimeric yang lebih efisien.
Perspektif bioimunogenomik berpotensi meningkatkan desain CARs dengan mengoptimalkan domain costimulatory, yang penting untuk meningkatkan fungsi efektor dan daya tahan sel T yang dimodifikasi.
Contohnya, reseptor yang menggabungkan domain sinyal CD28 dan 4-1BB menunjukkan efikasi terapeutik yang lebih tinggi dan ketahanan sel T yang meningkat.
Ketiga, rekayasa genetik untuk meningkatkan respons imun.
Teknik rekayasa genetik memungkinkan modifikasi sel T untuk meningkatkan respons imun terhadap tumor.
Ini termasuk modifikasi untuk mengurangi “kelelahan” sel T dan meningkatkan persisten dan aktivitas antitumor mereka.
Keempat, pendekatan alogenik untuk mengatasi limitasi terapi autolog. Penggunaan CAR-T alogenik yang diproduksi dari donor sehat dapat mengatasi beberapa keterbatasan terapi autolog, seperti waktu manufaktur yang lama dan keterbatasan produksi.
Ini telah terbukti menjanjikan dalam studi praklinis dan bisa mengurangi risiko penyakit graft-versus-host.
Kelima, penggunaan epigenetik untuk meningkatkan kualitas CAR-T.
Modifikasi epigenetik dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sel CAR-T dengan memodifikasi gen yang mengatur fungsi sel T. Pendekatan ini dapat meningkatkan imunitas dan fungsi efektor sel T dalam terapi kanker.
Bioimunogenomik berkontribusi signifikan dalam meningkatkan efektivitas dan keamanan terapi CAR-T dengan memfasilitasi pengembangan reseptor yang lebih spesifik dan efisien serta meningkatkan daya tahan sel T melalui pendekatan epigenetik dan rekayasa genetik.
Inovasi dan Masa Depan Terapi CAR-T