11 Penyebab Umum Sering Buang Air Kecil Secara Terus Menerus

Penulis: Melia Istighfaroh
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi menahan buang air kecil

TRIBUNHEALTH.COM - Pada dasarnya buang air kecil terus menerus bisa dikatakan normal, apalagi jika sebelumnya sudah mengonsumsi air putih atau kafein dalam jumlah berlebih.

Meski demikian, buang air kecil terus menerus juga bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius.

Frekuensi buang air kecil, warna urin, dan kemampuan untuk menahan berkemih dapat menunjukkan kualitas kesehatan seseorang.

Selain itu, frekuensi buang air kecil dapat mengindikasikan tingkat hidrasi tubuh.

Umumnya, buang air kecil antara enam hingga delapan kali sehari dianggap normal dan tidak menjadi tanda masalah medis yang serius.

Baca juga: Kalender Agustus 2024 Lengkap dengan Tanggal Merah, Kapan Libur Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2024?

ilustrasi kencing secara terus menerus (bangka.tribunnews.com)

Seringnya berkemih mungkin hanya disebabkan oleh konsumsi cairan yang berlebihan.

Berikut beberapa penyebab umum buang air kecil secara terus menerus.

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi pada saluran kemih dapat menyebabkan frekuensi berkemih yang meningkat, disertai rasa terbakar atau nyeri saat berkemih.

2. Diabetes

Diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2, dapat menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih sebagai akibat dari kadar gula darah yang tinggi, yang membuat ginjal bekerja lebih keras untuk mengeluarkan glukosa berlebih.

3. Diabetes Insipidus

Kondisi ini berbeda dari diabetes mellitus dan disebabkan oleh kekurangan hormon antidiuretik (ADH), menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan dan sering berkemih.

4. Gangguan Prostat

Pada pria, pembesaran prostat (benigna) atau infeksi prostat dapat menyebabkan frekuensi berkemih yang meningkat, terutama di malam hari.

Baca juga: 5 Cara Menurunkan Hormon Kortisol untuk Hilangkan Stres, Luangkan Waktu Berkualitas dengan Pasangan

ilustrasi laki-laki yang mengalami gangguan prostat (pixabay.com)

5. Penyakit Ginjal

Kondisi ginjal seperti gagal ginjal atau infeksi ginjal dapat mempengaruhi frekuensi dan volume urin.

6. Obat-obatan

Beberapa obat, seperti diuretik, dapat menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih karena efeknya yang merangsang produksi urin.

7. Kafein dan Alkohol

Halaman
12