TRIBUNHEALTH.COM - Soda atau minuman berkarbonasi dapat menimbulkan sejumlah risiko kesehatan jika dikonsumsi setiap hari.
Hal ini tidak lepas dari kandungan pemanis buatan seperti aspartam, sukralosa, atau sakarin sebagai pengganti gula untuk memberikan rasa manis dengan sedikit atau tanpa kalori.
Pemanis buatan dapat mengganggu kemampuan alami tubuh untuk mengatur asupan kalori, mengubah mikrobiota usus, dan merusak sensitivitas insulin.
Ini didukung penelitian yang menunjukkan bahwa kebiasaan mengonsumsi soda diet dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.
Melansir kanal kesehatan NDTV, berikut ini sejumlah efek buruk mengonsumsi soda setiap hari.
1. Obesitas
Pemanis buatan dalam soda diet dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur asupan kalori, yang menyebabkan peningkatan rasa lapar dan keinginan untuk mengonsumsi makanan manis, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Batasi konsumsi soda diet dan pilih air putih, teh herbal, atau air dengan rasa alami sebagai gantinya.
2. Risiko diabetes tipe 2
Konsumsi pemanis buatan secara teratur dapat mengubah mikrobiota usus dan mengganggu sensitivitas insulin, sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Kurangi atau hilangkan soda diet dari pola makan Anda. Fokuslah pada makanan utuh dan pertahankan rutinitas olahraga yang teratur.
Baca juga: 5 Manfaat Air Rebusan Daun Mangga untuk Hipertensi dan Diabetes, Cara Buatnya Mudah
3. Penyakit jantung
Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pemanis buatan dan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.
Pilih minuman yang menyehatkan jantung seperti teh hijau atau air dengan sedikit perasan lemon.
4. Kerusakan ginjal
Konsumsi pemanis buatan yang berlebihan dapat membebani ginjal dan menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
Tetaplah terhidrasi dengan air putih dan kurangi asupan soda diet.
Periksa fungsi ginjal secara teratur melalui pemeriksaan medis, terutama jika Anda memiliki masalah ginjal sebelumnya.
5. Masalah kesehatan tulang
Asam fosfat dalam soda diet dapat mengganggu penyerapan kalsium, yang menyebabkan tulang menjadi lebih lemah dan meningkatkan risiko osteoporosis.