Tips Mengecilkan Perut Buncit Menurut Ahli Gizi

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi seseorang yang mengeluhkan perut buncit

"Lalu dari lemaknya juga diturunkan, dan menambah aktivitas fisik, gitu," imbuhnya.

Berarti dietnya itu benar-benar memperhatikan asupan kalori yang masuk ya? Tidak asal diet saja dengan merubah gaya hidup dan konsumsi makanan yang dianggap sehat bergizi asal ada buah dan karbohidrat yang cukup.

Ternyata, ketika diet, kadar masing-masing komponen misal seperti protein, karbohidrat maupun lemak dan lain sebagainya harus diperhatikan.

Ilustrasi perut buncit pada wanita (pixabay.com)

Baca juga: 7 Manfaat Buah Stroberi bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Meningkatkan Sensitivitas Insulin

Ahli gizi R. Radyan Yaminar menegaskan, jika hasil diet ingin lebih bagus lahi memang harus spesifik.

Yakni mengetahui berapa persen atau berapa gram yang dibutuhkan per hari dan harus mengurangi berapa gram.

Untuk mengetahui perhitungan itu, kata R. Radyan Yaminar tidak bisa dihitung sendiri, namun perlu konsultasi lebih lanjut.

"Kalau misalkan mau lebih bagus lagi emang harus spesifik ya. Jadi berapa persen atau berapa gram kebutuhan seharinya dan dia harus mengurangi berapa gram," tutur R. Radyan Yaminar.

"Tapi itu gak bisa dihitung sendiri sih. Biasanya harus konsultasi lebih lanjut," terangnya.

Kata ahli gizi di RS Nirmala Suri Sukoharjo, biasanya dari dokter ataupun ahli gizi akan dihitungkan kebutuhan gizi per harinya.

Setelah itu akan dikurangi kalori per hari agar berat badan bisa turun.

"Jadi biasanya kalau dari dokter atau mungkin ahli gizi, nanti akan dihitungkan dari kebutuhan gizinya sehari, terus nanti dikurangi kalorinya per hari agar bisa turun," katanya.

Baca juga: 5 Jenis Teh yang Bisa Membakar Lemak Perut, Nomor 1 Sering Dikonsumsi

Ditegaskan oleh R. Radyan Yaminar jika tidak bisa berkekspektasi berat badan langsung turun setelah diet protein.

R. Radyan Yaminar menjelaskan jika respon tubuh seseorang beda-beda.

Antara orang satu dengan yang lain memiliki respon yang tidak sama.

Misalnya orang satu mengalami penurunan lemak di pipi dan orang satu mengalami penurunan lemak di perut.

Respon yang terjadi pada setiap orang akan berbeda padahal penurunannya sama.

"Itu tidak bisa berekspektasi dengan diet protein langsung turun ya, karena setiap orang beda. Jadi setiap orang, satu orang dengan orang lain, mungkin yang satu penurunan lemaknya langsung di pipi, jadi pipinya langsung tirus. Tapi yang satu di perut. Nah itu beda, padahal penurunannya juga sama." pungkas R. Radyan Yaminar.


Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth bersama dengan R. Radyan Yaminar, S.Gz. Seorang ahli gizi dari Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo.

(TribunHealth.com/PP)