Minum secangkir kopi di pagi hari dapat membantu melancarkan buang air besar.
Pasalnya kafein dalam kopi memicu pelepasan gastrin, hormon yang diproduksi perut dan mempercepat aktivitas usus besar.
Kafein juga merangsang gerakan usus dengan mendorong gerakan peristaltik.
Ini sebabnya konsumsi kafein dalam jumlah yang besar dapat meningkatkan frekuensi BAB atau bahkan menyebabkan diare.
Menariknya, studi juga menemukan bahwa kopi tanpa kafein (decaf) juga terbukti menghasilkan respons yang serupa.
Baca juga: Manfaat Luar Biasa Teh Daun Sirsak: Bantu Kendalikan Diabetes, Diare hingga Redakan Stres
4. Sering pipis
Selain menstimulasi usus, kafein juga menstimulasi kandung kemih.
Ini sebabnya minum kopi bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil.
Sebuah penelitian melibatkan 12 orang muda hingga usia paruh baya dengan kandung kemih terlalu aktif yang mengonsumsi 4,5 mg kafein per kilogram berat badan setiap hari.
Para peneliti menemukan, para partisipan mengalami peningkatan frekuensi dan urgensi buang air kecil yang signifikan.
Selain itu, asupan kafein yang tinggi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya inkontinensia yaitu kehilangan kontrol terhadap kandung kemih, pada orang dengan kandung kemih yang sehat.
5. Sakit kepala
Kafein dapat berfungsi sebagai psikostimulan yang merangsang sistem saraf pusat.
Bagi sebagian orang, konsumsi kafein dalam jumlah kecil dapat meredakan sakit kepala.
Sebaliknya, konsumsi terlalu banyak kafein juga dapat menjadi penyebab sakit kepala.
Kafein juga dapat memicu caffeine rebound.
Artinya, setelah minum banyak kafein, Anda mungkin akan mengalami gejala setelah berhenti minum dan manfaat awalnya hilang.
Untuk individu yang sering mengalami sakit kepala, sebaiknya hindari mengonsumsi kafein sehari-hari.
6. Nyeri dada
Tak hanya mempercepat detak jantung, beberapa individu bahkan mengalami nyeri dada.