6 Tanda-tanda Terlalu Banyak Mengonsumsi Protein, Dehidrasi hingga Berat Badan Naik

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi seseorang yang mengalami dehidrasi, salah satu tanda dari kebanyakan protein, berikut tanda lainnya

TRIBUNHEALTH.COM - Protein merupakan nutrisi kaya asam amino yang Anda butuhkan untuk kesehatan otot, tulang, dan sistem kekebalan tubuh.

Meskipun meningkatkan asupan protein dapat bermanfaat dalam beberapa kasus, namun konsumsi terlalu banyak protein justru tidak baik untuk kesehatan.

"Lebih banyak tidak selalu lebih baik dalam mendukung kesehatan otot," ungkap Colleen Rauchut Tewksbury, PhD, RDN, juru bicara nasional Akademi Nutrisi dan Dietetika, mengatakan kepada Verywell Health.

"Sebaliknya, Anda harus fokus pada seberapa banyak, seberapa sering. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari jumlah tersebut tidak memberikan banyak manfaat dan bahkan dapat menyebabkan konsumsi berlebihan," lanjutnya.

Baca juga: 8 Tanda-tanda Tubuh Kekurangan Zat Besi yang Jarang Diketahui, Lengkap dengan Penyebabnya

Asupan protein harian yang direkomendasikan bervariasi tergantung pada kesehatan Anda secara keseluruhan dan seberapa banyak aktivitas fisik yang Anda lakukan dalam sehari. ''

Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang direkomendasikan saat ini adalah 46 gram untuk wanita dan 56 gram protein untuk pria.

Ilustrasi protein, terlalu banyak konsumsi protein bisa sebabkan hal berikut (freepik.com)

Tanda-tanda Terlalu Banyak Konsumsi Protein

Berikut ini tanda-tanda yang harus Anda ketahui saat Anda terlalu banyak mengonsumsi protein.

1. Dehidrasi

Jika Anda mulai banyak mengonsumsi protein, Anda mungkin akan mulai buang air kecil lebih sering karena ginjal Anda bekerja lebih keras untuk memetabolisme kelebihan nutrisi.

Semua buang air kecil itu bisa menyebabkan dehidrasi, sehingga penting untuk minum banyak air jika Anda sedang diet tinggi protein.

2. Napas bau

Napas bau bisa menjadi tanda Anda mengalami ketosis, yaitu ketika tubuh Anda membakar lemak, bukan glukosa sebagai sumber energi utamanya.

Ketosis dikaitkan dengan pola makan tinggi protein, termasuk diet Keto.

Aseton merupakan produk sampingan dari penguraian lemak di dalam tubuh, partikelnya kecil, sehingga mudah dihembuskan.

Aseton bisa membuat napas Anda berbau buah atau seperti cat kuku.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada orang sehat, 'napas keto' dapat menjadi indikator hilangnya lemak jika meraka menjalani diet rendah karbohidrat seperti Keto.

Baca juga: 6 Manfaat Minum Susu Kurma untuk Kesehatan, Begini Cara Mudah untuk Membuatnya

3. Mengalami gangguan gastrointestinal

Gejala gastrointestinal cukup umum terjadi jika Anda mengonsumsi lebih banyak protein.

Pola makan tinggi protein (terutama protein hewani) dan rendah serat dapat menyebabkan sembelit, mual, diare, dan sakit perut.

Halaman
12