TRIBUNHEALTH.COM - Sembelit merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan buang air besar (BAB) yang disebabkan oleh penurunan aktivitas usus.
Sembelit memiliki gajala umum yakni kebiasan BAB yang tidak teratur, atau dengan frekuensi kurang dari 3 kali dalam seminggu.
Gejala lainnya dari sembelit adalah tinja keras atau sensasi tidak mampu mengeluarkan tinja saat BAB.
Baca juga: 6 Buah yang Aman Dikonsumsi Setiap Hari, Dapat Turunkan Risiko Serangan Jantung, Stroke, dan Kanker
Hal yang biasa jika mengalami kesulitan BAB sesekali saja, namun menjadi tidak normal jika dialami secara berulang.
Beberapa faktor yang menyebabkan BAB diantaranya adalah tidak cocok dengan suatu makanan yang dikonsumsi atau pola makan yang buruk.
Seperti kurangnya serat dan cairan serta kurangnya aktivitas fisik hingga menyebabkan sembelit.
Meski demikian bisa juga karena masalah mental atau stres yang menjadi pemicu sembelit.
Dilansir dari Medical News Today, stres menyebabkan gejala fisik yang biasa dikenal sebagai gejala somatik.
Selain itu stres juga menyebabkan seseorang cenderung makan makanan yang kurang sehat, kurang olahraga atau tidur hingga lupa untuk tetap terhidrasi.
Menurut sebuah karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal Expert Review of Gastroenterology & Hepatology pada 2014, para peneliti telah mengidentifikasi beberapa cara di mana stres dapat menyebabkan sembelit, diantaranya:
Baca juga: 10 Manfaat Paprika yang Membantu Menurunkan Berat Badan dan Mendukung Kesehatan Tubuh
1. Hormon epinefrin
Saat sedang stres, kelenjar adrenal tubuh bisa melepaskan hormon yang disebut epineprin.
Hormon ini berperan dalam apa yang disebut respons “melawan atau tinggalkan”.
Yang mana menyebabkan tubuh mengalihkan aliran darah dari usus ke organ-organ vital, seperti jantung, paru-paru, dan otak.
Akibatnya, pergerakan usus melambat, dan bisa terjadi sembelit.
2. Hormon kortikotropin
Selain melepaskan hormon epinefrin, tubuh juga melepaskan hormon kortikotropin saat stres.
Hormon ini bekerja langsung di usus, yang dapat melambat dan menyebabkan peradangan.
Usus memiliki berbagai jenis reseptor CRF, beberapa di antaranya mempercepat proses di usus, sementara yang lain memperlambatnya.
Baca juga: 10 Manfaat Jus Kubis untuk Kesehatan, Cocok untuk Detoks hingga Turunkan Berat Badan
3. Meningkatnya permeabilitas usus