Perawatan Pasien Paru Tergantung Diagnosa, dr. Wahyuningtyas Jelaskan Ini

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi perawatan pasien paru

TRIBUNHEALTH.COM - Menjaga kesehatan organ pernapasan sama pentingnya dengan kesehatan tubuh kita.

Pernapasan yang sehat, maka tubuh pun juga akan sehat tentunya.

Menjaga kesehatan pernapasan bisa dimulai dari menjaga paru-paru.

Perlu diketahui jika beaktifitas di malam hari sebenarnya tidak baik untuk kesehatan paru-paru.

Untuk menjaga kesehatan paru-paru terutama jika berkativitas di malam hari ialah dengan menggunakan masker dan pakaian yang hangat.

Sobat sehat, tanpa kita sadari, ada pekerjaan yang bisa berisiko menimbulkan masalah pada paru-paru.

Kadang kita merasa bahwa paru-paru kita aman-aman saja, ternyata ada masalah.

ilustrasi seseorang dengan penyakit paru sedang memeriksakan kondisinya ke dokter (freepik.com)

Baca juga: Tekanan Darah Meningkat jadi Salah Satu Efek Samping Minum Kopi, Intip Efek Lainnya

Maka dari itu jika mengalami keluhan pada area pernapasan, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter.

Bila sudah dilakukan pemeriksaan dan diketahui diagnosis penyakitnya, apa saja perawatan yang akan diberikan ke pasien? Dan apakah secara umum perawatannya sama?

Dokter spesialis paru, dr. Wahyuningtyas Rahayu menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai perawatan pada pasien yang sudah terdiagnosa mengalami penyakit paru.

Tentunya dibutuhkan pemeriksaan jika mengalami masalah pada paru-paru agar nantinya bisa dilakukan perawatan yang tepat sesuai diagnosis.

Dijelaskan oleh dr. Wahyuningtyas bahwa perawtan pada pasien berbeda-beda dan tergantung dari diagnosa.

Baca juga: Manfaat Konsumsi Buah Nangka saat Puasa: Bantu Kontrol Gula Darah

Ia menjelaskan, layaknya pengobatan tergantung dari diagnosa.

Misalnua didiagnosa asma atau PPOK, maka akan dilakukan terapi asma dan PPOK, edukasi untuk pasien pun akan disesuaikan dengan diagnosa.

"Kalau perawatannya beda-beda ya, tergantung dari diagnosanya sendiri. Seperti pengobatan, tergantung dari diagnosanya sendiri," kata dr. Wahyuningtyas.

"Misalnya kita diagnosa asma atau PPOK berarti kita terapi untuk asma dan PPOK. Kemudian, untuk edukasinya pun kita sesuaikan edukasi asma dan PPOK," lanjutnya.

Lanjut, edukasi yang diberikan oleh dokter misalnya seperti menghindari pajanana dan berhenti merokok.

Pasien asma dan PPOK kata dr. Wahyuningtyas disarankan olahraga teratur dan mnjaga pola makan untuk menghindari alergen atau hal yang memicu terjadinya eksaserbasi.

ilustrasi menjaga kesehatan paru-paru (kids.grid.id)

Baca juga: Langkah Kelola Asam Urat dengan Menerapkan Pola Hidup Sehat

"Misalnya menghindari pajanan, berhenti merokok. Sebisa mungkin olahraga teratur, menjaga pola makan untuk menghindari alergen-alergen atau hal-hal yang memicu eksaserbasi, itu untuk asma dan PPOK," sambungnya.

Dokter spesialis paru dr. Wahyuningtyas menegaskan pada pasien TBC berarti akan dilakukan edukasi batuk berdahak dan edukasi untuk lingkungan sekitar agar tidak tertular.

Halaman
12