Berat Badan Saat Hamil Semakin Naik, Apakah Berbahaya?

Penulis: Melia Istighfaroh
Editor: Melia Istighfaroh
Berat Badan Saat Hamil Semakin Naik, Apakah Berbahaya?

TRIBUNHEALTH.COM - Kehamilan merupakan masa awal dimana janin diberikan nutrisi yg terbaik oleh seorang Ibu.

Dalam memenuhi asupan nutrisi selama kehamilan, kenaikan berat badan selama kehamilan tentu menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan oleh para Ibu hamil.

Meskipun pertambahan berat badan selama kehamilan merupakan hal yang normal.

Namun Ibu hamil tetap harus memperhatikan kenaikan berat badannya agar tidak berlebihan demi mencegah komplikasi selama kehamilan.

Baca juga: Aturan Diet Diabetes agar Gula Darah Stabil dan Cepat Sembuh

Kenaikan berat badan pada Ibu hamil berbeda-beda, faktor utamanya tergantung dari Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dimiliki sebelum kehamilan.

Angka IMT ini diperoleh dari membagi berat badan dalam satuan kilogram (kg) dengan tinggi dalam satuan meter kuadrat.

Jika sebelum kehamilan Ibu memiliki IMT di bawah 18,5 (underweight) disarankan menaikkan berat badan sampai 13−18 kg.

Ibu hamil dengan IMT 18,5−24,9 (berat badan normal) sebelum kehamilan, disarankan menaikkan berat badan sebanyak 11−16 kg.

Ibu hamil dengan IMT 25−29,9 (overweight) sebelum kehamilan, disarankan menjaga kenaikan berat badan sekitar 7­−11 kg.

ilustrasi - ibu hamil yang mengonsumsi makanan sehat (health.kompas.com)

Lalu untuk Ibu hamil IMT ≥30 (obesitas) sebelum kehamilan, disarankan menjaga kenaikan berat badan pada kisaran 5−9 kg.

Adapun penyebab kenaikan berat badan selama hamil dipengaruhi juga oleh faktor lainnya.

Seperti adanya penyakit diabetes gestasional, usia ibu hamil yang semakin tua, paritas atau jumlah kelahiran, ibu hamil yang merokok, dan jumlah kalori yang masuk setiap harinya.

Menurut dr. Dian Siregar Sp.OG, dokter Kehamilan Sehat Prime Alam Sutera, menjelaskan Ibu hamil dapat mengatur berat badannya dengan menaikkan kalorinya secara perlahan-lahan.

Baca juga: Gaya Hidup yang Bikin Terhindar dari Kanker, Termasuk Banyak Makan Buah dan Sayur

Pada trimester satu, Ibu hamil tidak perlu ekstra kalori dikarenakan biasanya mengalami mual dan muntah, kemudian pada trimester dua Ibu hamil dapat menambahkan asupan kalori sebanyak 340 kkal per hari, dan trimester tiga sekitar 450 kkal per hari.

Selain itu, berat badan Ibu saat kehamilan juga turut mempengaruhi berat badan Janin yang dikandungnya, meskipun tidak sepenuhnya.

Maka dari itu, selama kehamilan, Ibu disarankan melakukan pemeriksaan USG secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan Janinnya.

Ibu hamil perlu waspada terhadap kenaikan berat badan jika hasil pemeriksaan USG, berat badan bayi sudah lebih dari normal atau terdapat kondisi Ibu yang mengarah pada penyakit diabetes gestasional, hipertensi, tromboemboli, dan komplikasi.

ilustrasi pasien melakukan USG (freepik.com)

Namun, jika Ibu hamil sudah terlanjur mengalami kenaikan berat badan berlebih di masa kehamilannya, tidak perlu berkecil hati dan dianjurkan untuk tidak menurunkan berat badannya.

“Wanita hamil sebaiknya tidak diet atau menurunkan berat badannya selama kehamilan, yang terpenting fokus terhadap makanan yang rendah kalori, rendah lemak dan gula, seperti mengonsumsi buah segar, sayuran, sereal dari gandum, serta susu yang rendah lemak, dan tentu harus tetap aktif bergerak, seperti berolahraga ya”, ujar dr.Dian Siregar Sp.OG, dokter Kehamilan Sehat Prime Alam Sutera.

Maka dari itu, agar kenaikan berat badan ideal selama hamil dapat terjaga, Ibu hamil perlu melakukan pengaturan gaya hidup yang sehat sesuai dengan kondisi tubuhnya ya. (Tribunhealth.com)

Baca juga: 4 Buah Terbaik untuk Menurunkan Tekanan Darah Menurut Dokter Jantung

Baca juga: Terobosan Baru: Terapi Menjanjikan Penurunan Gula Darah bagi Penderita Diabetes!