Resistensi insulin ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2.
Efek inflamasi dari lemak trans juga berkontribusi terhadap resistensi insulin yang diamati pada individu dengan asupan tinggi lemak ini.
Baca juga: Cara Mengobati Resistensi Insulin dan Menurunkan Kadar Gula Darah, Penting bagi Pengidap Diabetes
Berdampak buruk pada kehamilan
Wanita hamil harus sangat berhati-hati dalam mengonsumsi lemak trans.
Penelitian menunjukkan bahwa asupan lemak trans yang lebih tinggi selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi, seperti diabetes gestasional dan preeklampsia.
Selain itu, terdapat bukti bahwa lemak trans dapat berdampak buruk pada perkembangan janin dan menyebabkan berat badan lahir rendah.
Merusak fungsi kognitif
Penelitian yang muncul menunjukkan adanya hubungan potensial antara konsumsi lemak trans dan gangguan kognitif.
Asupan lemak trans yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer dan bentuk demensia lainnya.
Mekanisme pasti di balik hubungan ini masih dieksplorasi, namun efek inflamasi dan stres oksidatif dari lemak trans dapat berkontribusi terhadap kerusakan neurologis.
Baca juga: 8 Manfaat Rurin Berhubungan Seksual untuk Wanita, Mengurangi Stres hingga Tingkatkan Fungsi Kognitif
Meningkatkan risiko obesitas
Meskipun tidak berdampak langsung seperti masalah kesehatan lainnya, lemak trans dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak trans dapat menyebabkan peningkatan timbunan lemak perut, berkontribusi terhadap obesitas sentral—faktor risiko yang diketahui untuk sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)
Baca tanpa iklan