Cegah Stres Menyusui, dr. Pritta Imbau Ibu Menyusui Lakukan Quality Time

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi seorang ibu yang sedang menyusui, dr. Pritta imbau ibu menyusui melakukan quality time untuk hindari stres saat menyusui

TRIBUNHEALTH.COM - Stres merupakan reaksi tubuh saat menghadapi suatu ancaman, tekanan, atau situasi baru.

Stres dapat memengaruhi seseorang baik itu secara fisik ataupun secara emosional.

Stres dapat terjadi pada siapa saja, termasuk juga pada seorang ibu yang sedang menjalani proses menyusui bayinya.

Seorang ibu yang stres saat menyusui, sebaiknya segera mencari jalan keluar untuk memanajemen stres tersebut karena dapat memengaruhi kondisi bayinya.

Baca juga: 5 Dampak Buruk yang Terjadi Saat Stres Menyusui Tidak Segera Diatasi

ilustrasi seorang ibu yang sedang menyusui, dr. Pritta imbau ibu menyusui melakukan quality time untuk hindari stres saat menyusui (pop.grid.id)

Dilansir TribunHealth melalui kanal YouTube Tribun Health, Konselor Laktasi, dr. Pritta Diyanti, CIMI, CBS memberikan penjelasan mengenai hal tersebut.

dr. Pritta menjelaskan, saat stres hormon kortisol pada orang tersebut akan meningkat yang akhirnya akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin. dan memengaruhi produksi ASI.

Hormon kortisol berfungsi untuk menyediakan energi yang melimpah bagi tubuh, terutama ketika sedang berada di bawah ancaman, tekanan, atau stres.

Ketika seseorang mengalami stres, produksi hormon ini akan meningkat dan bisa memengaruhi hormon lain yang ada di dalam tubuh.

Hormon prolaktin berfungsi untuk meningkatkan produksi ASI pada seorang ibu menyusui.

Baca juga: Stres Menyusui, Apakah Memengaruhi Produksi ASI? Begini Penjelasannya

Sedangkan hormon oksitosin merupakan hormon kebahagiaan, di mana jika hormon ini dilepaskan akan memengaruhi perilaku emosional, kognitif, dan sosial. Oksitosin juga dipercaya mengurangi respon stres dan rasa cemas.

Saat seorang ibu menyusui merasa stres, hormon kortisol akan meningkat, yang akhirnya akan memengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin, dan memengaruhi produksi ASI pada seorang ibu menyusui.

Ketika stres ibu menyusui ini tidak mendapatkan bantuan dengan tepat, maka transfer ASI dari ibu ke bayinya tidak terjadi dengan baik yang akhirnya bisa memengaruhi berat badan bayi tersebut.

"Jadi bisa banget menyebabkan berat badan bayi ini seret, walaupun kadang-kadang kejadian berat badan bayi yang seret ini multifaktorial dan tidak hanya terjadi karena stres saja," jelas dr. Pritta.

"Akan tetapi memang bisa salah satunya karena ibunya stres, belum mendapatkan informasi yang tepat, akhirnya menyusuinya tidak sesuai dengan kebutuhan bayinya."

Baca juga: Ramah untuk Diabetes, Konsumsi Alpukat Dapat Menglola Kadar Gula Darah, Begini Cara Mengonsumsinya

ilustrasi seorang ibu yang sedang menyusui, dr. Pritta imbau ibu menyusui melakukan quality time untuk hindari stres saat menyusui (health.kompas.com)

Ibu Menyusui Perlu Melakukan Quality Time

dr. Pritta menjelaskan, seorang ibu menyusui sangat perlu melakukan quality time agar tidak stres menyusui.

Kita membutuhkan waktu untuk diri sendiri, termasuk juga untuk ibu menyusui.

Ibu menyusui juga memerlukan quality time untuk dirinya sendiri untuk bisa kembali berfungsi dengan baik saat kembali ke keluarganya atau saat menghadapi bayinya.

"Jadi quality time itu bentuknya banyak ya, yang sering ibu butuhkan itu adalah waktu tidur kadang-kadang, karena waktu tidurnya itu sedikit sekali apalagi saat bayi baru lahir itu mereka mungkin bangun saat dua jam sekali, setengah jam sekali, belum ada waktu khusus untuk tidur maupun bangun," ungkap dr. Pritta.

"Quality time ini juga diperlukan selain beristirahat, ibu juga bisa merilekskn dirinya."

Halaman
12