Trend dan Viral

Warga Aceh Ogah Terima Pengungsi Rohingya, Perahu Didorong Lagi ke Laut, Jenuh Kerap Bikin Masalah

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Pengungsi etnis Rohingya di Pantai Ulee Madon Aceh Utara dibawa kembali ke kapal mereka, Kamis (16/11/2023) malam.

Masih dari Kompas.com, Miftach Tjut Adek menjelaskan pemerintah sudah tidak bisa lagi menerima imigran Rohingya.

"Pemerintah di sana tidak sanggup menerima karena tidak ada yang bertanggung jawab, masyarakat tidak mau di situ, dan kembali didorong ke laut," ujar dia, seperti dikutip Antara.

Miftach pun meminta Pemerintah Pusat untuk bertanggung jawab penuh terhadap kedatangan para pengungsi dari Rohingnya, bukannya menyerahkan kepada Pemerintah Daerah.

Menurut Miftach, masyarakat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan bahkan Provinsi selama ini sudah berbuat maksimal terhadap para pengungsi Rohingya yang terus berdatangan ke Aceh.

"Tapi Pemerintah Pusat tidak mau perhatian terhadap masalah ini. Maka kami berharap pusat harus segera turun tangan, jangan melepaskan masalah ini kepada Pemerintah Aceh dan rakyat Aceh sendiri saja," ujar Miftach Tjut Adek.

Baca juga: Tips Menjaga Paru-paru saat Udara Penuh Polusi, Hindari Perokok dan Kenakan Masker yang Tepat

Gelombang kedatangan pengungsi Rohingnya

Sebagai informasi, Aceh telah didatangi ratusan pengungsi Rohingya dalam tiga hari terakhir.

Gelombang kedatangan pertama terjadi di pesisir pantai Gampong Blang Raya Kecamatan Muara Tiga Kabupaten Pidie, Selasa (14/11/2023).

Terhitung ada 200 orang yang datang, beberapa di antaranya melarikan diri.

Sehari setelahnya, Rabu (15/11/2023), sebanyak 147 imigran Rohingya kembali mendarat di kawasan Pantai Beurandeh, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie.

Selanjutnya Aceh kembali kedatangan kapal imigran Rohingya di kawasan pesisir Jangka Kabupaten Bireuen dan Aceh Utara pada tanggal 16.

Baca juga: Serat Tak Hanya Bermanfaat untuk Pencernaan, Bisa Turunkan Berat Badan dan Kontrol Gula Darah

Bikin masalah

Sementara itu, Serambinews.com memberitakan pengungsi dari Rohingnya ini kerap menimbulkan masalah.

"Penolakan yang dilakukan warga tersebut sebenarnya bukan tanpa alasan. Warga sepertinya sudah malas berurusan dengan pengungsi Rohingya yang kerap membuat masalah saat berada di Aceh," tulis salah satu jaringan TribunHealth.com itu.

"Salah satu bentuk kekesalan yang dialami warga adalah para imigran itu sering kabur dari lokasi pengungsian tanpa merasa bersalah."

Begitu diketahui akan ada kapal yang mendarat, warga dari sejumlah desa segera merapat ke pantai dan menolak mereka untuk mendarat.

“Ada ratusan warga datang dan menolak mereka turun di kawasan desa kami," ujar Mukhtar. Di lokasi terlihat Camat Jangka, Kapolsek, Danramil, dan berbagai unsur memantau warga dan juga para pengungsi.

Diolah dari Kompas.com dan Serambinews.com

(TribunHealth.com)