TRIBUNHEALTH.COM - Belum lama ini, penyidik KPK melakukan penggeledahan di rumah dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo di Widya Candra, Jakarta Selatan pada Jumat, 29 September 2023.
Dalam penggeledahan tersebut ditemukan uang berbagai pecahan dalam jumlah yang terbilang besar.
Bahkan tak hanya uang saja yang ditemukan, terdapat pula 12 pucuk senjata api (senpi).
Mengenai temuan uang yang disembunyikan tersebut, penyidik KPK sampai menggunakan mesin hitung seperti yang ada di Bank.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, jumlah uang yang disembunyikan oleh Syahrul Yasin Limpo mencapai Rp 30 miliar.
"Total 30 miliar (rupiah, red)," kata sumber dari aparat penegak hukum itu, Sabtu (30/9/2023).
Saat dikonfirmasi, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh tak banyak merespons soal penggeledahan di rumah SYL tersebut.
Baca juga: SAH! Harga BBM Turun, Ini Daftar Terbaru Per 1 Oktober 2023 di SPBU Seluruh Indonesia
Ia hanya menjanjikan akan menjawabnya nanti.
"Nanti, nanti ya," ujar Surya Paloh singkat.
Setelah itu, Surya Paloh langsung berlalu dan masuk ke dalam mobil.
Sementara Bakal calon wakil presiden (bacawapres) dari Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin buka suara soal kasus Syahrul Yasin Limpo ini.
Dilansir dari laman Tribunnews.com, Cak Imin mempersilakan KPK untuk menegakkan hukum dan melakukan pemeriksaan terhadap SYL.
Tak hanya itu, dirinya berharap semuanya akan baik-baik saja.
"Ya silakan proses hukum yang bicara, semoga semua baik-baik saja," ungkapnya saat ditemui di Sidoarjo pada Jumat (29/9/2023), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Ketika ditanya apakah kasus tersebut sebagai upaya untuk menggoyahkan Koalisi Perubahan, Cak Imin tak memberikan banyak komentar.
"Nggak tahu saya, nggak tahu," katanya.
Baca juga: Risiko Serius Kebiasaan Merokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Kementan diduga korupsi
Saat ini KPK sedang mengusut perkara dugaan tindak pidana korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).
Lembaga antirasuah itu dikabarkan telah menjerat tiga orang tersangka.
Mereka ialah Mentan Syahrul Yasin Limpo, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan Kasdi Subagyono, serta Direktur Alat Mesin Pertanian Muhammad Hatta.