Trend dan Viral

Minta Iuran Siswa Rp 1,7 Juta untuk Beli Mobil Sekolah, Kepsek SMPN 1 Ponorogo Tuai Kritik

Penulis: Irmarahmasari
Editor: Irmarahmasari
Sindiran wali murid terkait Kepala SMPN 1 Ponorogo tagih iuran Rp 1,7 juta untuk beli mobil sekolah.

TRIBUNHEALTH.COM - Kepala sekolah SMPN 1 Ponorogo menuai kritik dari wali murid.

Bagaimana tidak, kepala sekolah tersebut meminta iuran sejumlah Rp 1,7 juta kepada murid untuk peremajaan mobil sekolah.

Terkait hal ini, seorang wali murid pun memberikan pesan menohoknya.

Itu imbas kebijakan sumbangan Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sekolah (SPPMS).

Di mana pihak SMPN 1 Ponorogo menarik iuran Rp 1,7 juta kepada muridnya.

Baca juga: Hati-hati! Beredar Link Tilang Elektronik via WhatsApp, Polisi: Jangan Percaya, Penipuan

Melansir TribunTrends, dikatakan kepala sekolah atau kepsek bernama Iman Mujahid, iuran itu digunakan untuk pembelian mobil sekolah hingga komputer.

Rupanya, wali murid merasa keberatan dengan beredarnya surat penarikan iuran bagi para siswa SMPN 1 Ponorogo untuk membeli mobil Inova baru.

Meski berdalih penarikan sumbangan ditujukan untuk kepentingan akomodasi dan tidak bersifat memaksa, namun tetap saja dinilai tak wajar.

Pasalnya dalam surat tersebut menerangkan ada tiga point, yakni untuk pengadaan alat musik, komputer, dan terakhir peremajaan mobil.

Salah satu wali murid berinisial PR pun membenarkan adanya surat penarikan iuran bagi siswa SMPN 1 Ponorogo.

“Memang benar surat itu. Dan kalau saya pribadi ada point peremajaan mobil sebenarnya tidak terlalu urgent,” ujar PR, Sabtu (30/09/2023).

PR menyebutkan point peremajaan mobil sangatlah tidak tepat sasaran.

“Kalau mobil kan tidak mungkin bisa dipakai semua. Jadi saya merasa keberatan diperemajaan mobil," pungkasnya

Sedangkan terkait pengadaan komputer itu ia tak terlalu mempersoalkan lantaran bisa digunakan oleh para siswa.

"Komputer okelah bisa dipakai untuk semua murid,” terangnya lagi.

Baca juga: BSU 2023 Kapan Cair? Berikut Info Menaker dan Cara Cek BSU Ketenagakerjaan 2023 di kemnaker.go.id

PR pun juga mempertanyakan apakah benar-benar akan digunakan untuk sekolah atau lainnya.

“Kalau nanti dipakai apa saya pribadi tidak tahu. 200 murid, mobil satu apa bisa dipakai?

Kebijakan tidak ada yang populis Kalau Inova tidak populis. Apa harus Inova?” tanya PR.

Kendati demikian ia pun berharap bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak sekolah itu dapat dipertimbangkan kembali.

Lantaran saat kesepakatan, ratusan wali murid memang diundang. Namun menurutnya tidak membuat kesepakatan dari nol.

Halaman
123