Pony baru ditemukan tim Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) pada 2003 dalam keadaan mengenaskan.
Rambut di seluruh tubuh Pony dicukur habis sehingga membuat kulitnya banyak digigit nyamuk.
Untuk mengusir rasa gatal, Pony berusaha menggaruk kulitnya, tapi menimbulkan infeksi.
Baca juga: Nyeri Haid Tak Tertahankan Bahkan Sampai Pingsan, Bagaimana Menurut Medis?
Sebelum diselamatkan, Pony dijadikan pekerja prostitusi di sebuah rumah.
Ia berbaring di kasur dalam sebuah ruangan gelap dengan tangan terantai ke dinding.
Pelaku yang mempekerjakan Pony memasang tarif Rp38 ribu untuk sekali berhubungan dengan orangutan tersebut.
Tak hanya itu, Pony juga dipakaikan perhiasan, rias wajah, dan parfum.
Dia bahkan diajari melakukan tindakan erotis sesuai permintaan pelanggannya.
Sebagai pekerja pelayan nafsu, Pony seakan mengetahui apa yang ia lakukan.
Pony bahkan mengetahui untuk menggerakkan pinggulnya seperti menggoda ke arah seorang pria yang mengunjunginya di kamar.
Pony akhirnya berhasil dibawa ke tempat rehabilitasi pada 13 Februari 2003.
Butuh 35 perwira militer bersenjata untuk menyelamatkannya.
Meski begitu, orang-orang yang memanfaatkan Pony dalam bisnis prostitusi sempat melakukan penolakan karena menganggapnya sebagai sumber uang.
Baca juga: Masa Jabatan Berakhir, Mantan Bupati Magetan Tinggal di Rumah Ibunya: Saya Tidak Punya
Tim rehabilitasi pun berusaha mencegah protes dan balas dendam dari penduduk desa tempat tinggal Pony.
Karena itu, orang yang mempekerjakan Pony sempat diizinkan mengunjunginya setiap bulan.
Namun, Pony selalu berteriak dan buang air besar setiap melihat mantan tuannya itu.
Akhirnya, kunjungan tersebut dihentikan dan keamanan terhadap Pony ditingkatkan.
Dilakukan Rehabilitasi
Setelah diselamatkan, Pony menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Kalteng bersama Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
Dikutip dari situs resminya, Pony kemudian ditempatkan di Sekolah Hutan saat berusia 7 tahun.