“Awalnya ketika mereka bersurat kepada saya, saya mengatakan bersedia dan menanyakan bagaimana caranya menuju ke sana,” kenangnya.
Pada 2020 hingga 2021, dia bisa pulang-pergi menggunakan bus ke sekolah tempat dia mengajar.
“Saya mulai menumpang sejak tahun lalu,” ujar Maria.
Pada 2022, dia ditugaskan ke sekolah pedesaan lainnya, yang berlokasi tak jauh dari sekolah tempat dia mengajar sekarang.
Ada saat-saat ketika tidak ada yang mau menumpanginya saat hendak pulang. Dalam situasi itu, Maria harus kembali ke sekolah dengan sepeda motor sebelum matahari terbenam.
Sebab, jalan tanah dan berbatu tidak mungkin dia lewati dalam keadaan gelap, mengandalkan lampu sepeda motor yang sangat redup dan ternak yang berkeliaran di ladang.
Baca juga: Cocok Dikonsumsi Saat Diet, Berikut 12 Rekomendasi Camilan Sehat Rendah Kalori, Ada Kesukaanmu?
Ibu kedua
Maria mengendarai sepeda motor sejauh 1,5 kilometer melintasi jalan tanah yang berkelok-kelok. Di rute ini, dia melewati sekolah-sekolah pedesaan lainnya serta sebuah stasiun kereta api yang tidak berfungsi sejak 1990-an sehingga relnya diselimuti rumput.
Sepeda motor itu menempuh jarak 12 kilometer hingga tiba di tujuan pada pukul 09.45 hingga 09.50, dengan jeda waktu yang singkat untuk menunggu kedatangan Julana dan Benjamin, lalu memulai kelas pada pukul 10.00.
Mengapa sekolah hanya dibuka demi dua orang murid?
“Ada berbagai alasan mengapa anak-anak perlu bersekolah di sekolah ini: karena tempat tinggal mereka jauh dan sekolah ini adalah yang terdekat; karena pekerjaan orang tuanya, sehingga anak ditinggalkan di sini dalam perjalan mereka; atau karena ada ngarai yang kerap hujan sehingga sekolah yang bisa mereka akses adalah sekolah ini," jelas Maria.
Sekolah Paso de la Cruz del Yí tampak seperti rumah yang dibangun dari balok-balok dan atap pelana.
Sekolah ini memiliki ruang kelas, dua kamar mandi, dapur, dan kamar tidur kecil yang tidak dihuni.
Baca juga: Kenali 6 Tanda Tubuh Kelebihan Sampah, dr. Zaidul Akbar Sarankan Detox dengan Puasa
Namun Maria menyimpan kasur dan selimut di kamar itu untuk berjaga-jaga jika suatu hari dia harus bermalam di sana.
Benja tiba bersama ibunya, Carla, yang sejak akhir Maret lalu dipekerjakan untuk membersihkan sekolah dan memasak untuk anak-anak. Sebelum Carla direkrut, Maria harus mengurus semuanya sendirian.
Setiap dua pekan, dia pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan dan produk pembersih yang diperlukan di sekolah.
Dengan menu yang ditentukan oleh ahli gizi dari Badan Administrasi Publik, dia mencari bahan-bahan yang kemudian dimasak oleh Carla untuk anak-anak dan dirinya sendiri.
Mengajar dua siswa yang berbeda usia secara bersamaan tidaklah mudah.
Ketika yang satu harus belajar perkalian dan pembagian, yang lebih muda belum bisa membaca atau menulis.
Oleh sebab itu, Maria biasanya memulai kelas dengan membahas apa yang ingin diceritakan oleh anak-anak itu.