Trend dan Viral

Putus Sekolah dan Hidup Sendiri, Bocah 9 Tahun Penjual Peyek Ini Bisa Bangun Rumah, Begini Kisahnya

Penulis: Irmarahmasari
Editor: Irmarahmasari
Aidil bocah penjual peyek. Kisah bocah 9 tahun penjual peyek bisa bangun rumah, putus sekolah, hidup sendiri ditinggal orangtua

TRIBUNHEALTH.COM - Kisah bocah 9 tahun jualan peyek sampai bisa membangun rumah sendiri patut diacungi jempol.

Kendati demikan, bocah bernama Aidil tersebut menyimpan kisah hidup yang kelam di usianya yang masih anak-anak.

Melansir SuryaMalang, Aidil dipaksa menjadi dewasa untuk menafkahi dirinya sendiri setelah putus sekolah dan ditinggal orangtuanya.

Orangtua Aidil diketahui bercerai dan membuatnya hidup bersama sang nenek yang 2 tahun lalu sudah meninggal dunia.

Sehari-hari bocah berkulit sawo matang itu menjajakan dagangannya di pelataran Anjungan Pantai Manakkara Mamuju, Sulawesi Barat.

Baca juga: dr. Zaidul Akbar Paparkan Dampak Buruk dari Pencernaan yang Terganggu hingga Cara Mengatasinya

"Pak beli pak, rempeyek," ujar Aidil saat menawarkan peyeknya kepada calon pembeli Jumat (25/8/2023) malam.

Rempeyek atau peyek, adalah sejenis kerupuk atau makanan pelengkap dengan bahan pengisi khas kacang tanah.

Aidil mengaku berjualan peyek untuk menyambung hidup.

Berasal dari Desa Bambu, Kecamatan Mamuju, Aidil adalah anak keempat dari enam bersaudara.

Aidil mengaku tidak pernah bertemu dengan bapaknya, karena kedua orang tua telah berpisah saat Ia masih dalam kandungan.

Saat masih mengenyam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Aidil sempat tinggal bersama ibunya.

Kemudian setelah itu, ibu Aidil terpaksa meninggalkan dirinya untuk merantau ke Ambon.

Baca juga: Kisah Pilu Tupan dan Keluarga, Hidup Terisiolasi di Atas Bukit, Kini Diteror Serangan Monyet

Selanjutnya Aidil tinggal bersama nenek, dan kedua adik tirinya.

Aidil sebetulnya sempat, bersekolah di SDN Batupannu, namun putus di tengah jalan hanya sampai kelas empat.

"Berhenti karena tidak ada biaya (sekolah)," ujar Aidil.

Kini Aidil tinggal dengan seorang perempuan di Kota Mamuju yang dipanggilnya dengan sebutan Mama Bos.

Aidil tinggal dengan Mama Bos setelah neneknya meninggal dunia dua tahun lalu.

Selama bekerja dengan perempuan itu, Aidil mengaku digaji Rp 800 ribu per bulan.

Baca juga: Cerita Pasangan WNI Iseng Lahiran di Jepang, Kaget Terima Bantuan Subsidi Lebih dari Rp 50 Juta

Gajinya itu kemudian ditabung dan hasilnya untuk membangun rumah di kampung halaman Aidil.

Menurut Aidil, rumah itu ditempati ibunya yang datang saat neneknya wafat.

Halaman
12