Dari semua kasus terorisme, para pelaku menggunakan bahasa seragam untuk operasional di lapangan dengan bahasa amaliyah.
Benang merah dari pengakuan pelaku DE, penyidik Densus 88 Antiteror kemudian mendapati beragam senjata api dari pistol hingga laras panjang di rumahnya di Bekasi.
Selain itu, penyidik Densus 88 Antiteror turut menyita boks berisi ratusan amunisi bentuknya peluru tajam dan bendera khas ISIS warna hitam.
Sementara di luar itu ada buku-buku karya Wahabi yang ikut disita.
Salah satunya buku pegangan pelaku teror Supri, penjahit di Boyolali, yang belum lama ditangkap.
Bukum yang sama juga ditemukan saat penyidik Densus 88 Antiteror menggeledah rumah pelaku DE.
Baca juga: Anemia Dapat Mengganggu Tumbuh Kembang Anak, Ini Gejala Anemia Pada Anak
3. Latihan Tembak di Gunung Geulis
Langkah pelaku DE mempersiapkan amaliyah cukup terukur.
Dia mempersiapkan diri dengan i'dad atau latihan berupa mengasah kemampuan menembak.
DE mengaku berlatih rutin menembak dua bulan sekali di Gunung Geulis, Kabupaten Bogor, menggunakan pistol Baikal Makarov buatan Rusia dengan peluru 9 milimeter.
"Saat ini saya masih tahap i'dad (latihan, red). Saya melakukan i'dad di Gunung Geulis sebanyak 2 bulan sekali. Saya melakukan i'dad selama 6 jam," ucap pelaku DE.
4. Propagandis ISIS di Medsos
Sepak terjang pelaku DE tak hanya mempersiapkan latihan, tapi juga menjadi propagandis di media sosial untuk membangunkan sel-sel tidur para jihadis.
"Pelaku aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," terang Kombes Aswin.
Biasanya pelaku DE menyebarkan propaganda berupa poster digital berisi teks pembaruan baiat dalam bentuk bahasa Arab dan Indonesia kepada pemimpin ISIS, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
Hasil penulusuran penyidik Densus 88 Antiteror, pelaku DE pernah menguji coba pistol rakitan di sebuah perkebungan dan mempostingnya di Facebook.
Baca juga: Mitos atau Fakta - Anak Lebih Rentan Alami Anemia Dibanding Orang Dewasa? Ini Tanggapan Dokter
5. Admin Grup Khusus Penggalangan Dana
Pelaku DE juga tercatat masuk dalam grup Telegram BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R. Grup khusus ini bertujuan menggalang dana mengatasnamakan APM oleh YUSHA.
Di grup khusus ini, pelaku DE sebagai admin dan pembuat beberapa channel Telegram, yakni Arsip Film Dokumenter dan Breaking News.
Breaking News, ungkap Kombes Aswin, merupakan channel update teror global yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
(Tribunhealth.com/Surya.co.id)
Baca berita lainnya di sini.