TRIBUNHEALTH.COM - Alasan mahasiswa baru UIN Raden Mas Said Surakarta (Solo) diminta registrasi aplikasi pinjaman online alias pinjol makin menemui titik terang.
Diketahui, pihak Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Surakarta diketahui bekerja sama sponsorship dengan beberapa aplikasi pinjol dalam acara Pengenalan Budaya dan Akademik Kampus (PBAK).
Rupanya angka nominal sponsorship dengan aplikasi pinjol terbilang fantastis, yakni mencapai ratusan juta.
Selain itu, kasus ini menjadi sorotan karena pihak Dema awalnya tidak terbuka dengan pimpinan kampus.
Dilansir TribunHealth.com dari TribunSolo.com, berikut ini fakta-fakta terbarunya.
Baca juga: Tak Melulu Soal Porsi, Urutan Makanan yang Dikonsumsi Juga Bisa Mencegah Lonjakan Gula Darah
Kerja sama dengan pinjol tanpa sepengetahuan Rektorat
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasam, Prof. Syamsul Bakri mengatakan upaya yang dilakukan Dema dapat dikategorikan sebagai bentuk penelikungan pimpinan.
Jangankan rektorat, dosen pembina Dema pun tak diberikan informasi mengenai adanya kerja sama yang dibuktikan dengan penandatanganan MoU dengan pihak-pihak tersebut.
MoU itu didapatkan dari pihak luar.
"Padahal mahasiswa itu tidak berhak melakukan MoU dengan pihak sponsorship. Apalagi ada nominal," kata Prof Syamsul yang juga ketua Dewan Kode Etik, UIN Raden Mas Said.
Pihaknya telah mendapatkan jumlah nominal kerja sama dengan pinjol tersebut.
Baca juga: Membasahi Sikat Gigi Dapat Optimalkan Proses Pembersihan, Gusi Jadi Lebih Terhindar dari Iritasi
Nominal capai ratusan juta
Dalam MoU nominal yang tercantum cukup mencegangkan.
Bagiamana tidak, Dema bakal mendapatkan kompensasi dari salah satu perusahaan pinjol sebesar Rp 160 juta.
Angka itu baginya sangat dan cukup mencurigakan.
"Ada nominal (uang kompensasi ) yang besar sekali. Yang Fakultas saja cari sponsorship Ndak bisa seperti itu (sebesar Rp 160 juga). Itu kan rawan macem-macem. Mengapa sponsorship bisa sebesar itu. Itu kan data-data mahasiswa yang registrasi," tambahnya
Padahal, seluruh kegiatan PBAK telah ditanggung oleh kampus.
Kampus telah mengucurkan dana sebesar Rp 400 juta lebih untuk mengcover seluruh kegiatan untuk mahasiswa baru.
"Untuk apa coba? PBAK itu sebenarnya cuma 3-4 hari. Dan sudah semuanya (dianggarkan) Rp 400 juta lebih. Jadi tidak ada anggaran kurang (untuk PBAK)," pungkasnya.
Baca juga: Bocah 8 Tahun Rela Digigit Laba-laba Demi Jadi Spiderman, Nasibnya Tragis, Justru Berakhir di RS
Dema dibekukan, ketua dicopot