“Beda-beda, ada yang baru bulan kemarin cair, tapi nilai pinjamannya rata-rata Rp 2 juta. Sisanya yang belum dibayar juga berbeda-beda,” kata Ima.
Cicilan utang dari data PNM nilainya bisa Rp 7 juta per hari.
Ima menduga, sebelumnya cicilan ke PNM lancar hingga satu bulan ke belakang macet dan petugas mendatangi warga yang tercatat meminjam.
Baca juga: Buntut Kirim Surat ke Nadiem Makarim, Gelar Profesor Hasan Fauzi dan Tri Atmojo Dicopot dari UNS
Foto peminjam
Lebih lanjut Ima menceritakan soal pencairan pinjaman yang telah mencatut namanya itu.
Ia mengatakan, bahwa dirinya sempat mempertanyakan mekanisme pencairan pinjaman dari PNM yang ternyata harus disertai foto penerima.
Namun, dari data yang ada di PNM, orang yang menerima uang pinjaman atas nama Ima ternyata bukan dirinya.
“Ada fotonya, tapi bukan foto saya karena saat pencairan syaratnya tidak pakai KTP asli, pakai surat keterangan (suket). Setelah dicek ke dinas capil, suket-nya palsu semua,” katanya, masih dilansir dari sumber yang sama, Kompas.com.
PNM telah membuka posko pengaduan di kantor desa.
Menurut Ima, pihak PNM berjanji akan membersihkan data warga yang tidak ber utang.
Baca juga: Penipuan dengan Sistem COD, Perajin Kayu Asal Jepara Menangis, 893 Triplek Raib Tanpa Dibayar
“Nanti di-cross check lagi katanya mana yang benar-benar korban, mana yang benar-benar pinjam. Nanti diverifikasi lagi, kalau jumlah peminjam sebenarnya ada 500 orang lebih,” katanya.
Selain melaporkan ke pemerintah desa, Ima juga mengaku telah melaporkan masalah tersebut ke kepolisian.
Sebelumnya diberitakan, ratusan warga di Desa Sukabakti mendadak mendapat tagihan utang dari PNM.
Kaur Umum Desa Sukabakti, Kartini mengatakan, ada 560 warga desanya yang terdampak permasalahan tersebut.
Pinjaman fiktif itu menyasar warga di enam RW dengan jumlah utang ratusan ribu hingga Rp 2 juta.
"Ya memang betul banyak warga, yang ada di data PNM, tapi tidak merasa meminjam. Jumlahnya (sementara) yang sudah masuk ke desa ada 407 orang," ujarnya pada Selasa (18/7/2023), sebagaimana dilansir dari Tribun Jabar.
Kartini menyebut, pihak desa saat ini tengah melakukan pendataan dan klarifikasi bagi warganya merasa jadi korban.
Baca juga: 10 Mantan Pacar Suami Datang ke Pernikahan Bawa Spanduk, Pengantin Wanita Kesal Lihat Isi Tulisannya
Hingga saat ini, pihak yang bertanggung jawab atas penyebaran data dan h utang yang tidak diakui oleh warga masih dalam proses penyelidikan.
"Kan ini masih dalam penyelidikan jadi belum menentukan siapa siapanya. Iya (datanya bocor)," ungkapnya.
Sementara itu, Sinta, salah satu korban mengatakan, kabar mengenai kemunculan utang pinjaman tersebut pertama kali diketahui oleh seorang tetangganya.