Pemkot Surabaya memprioritaskan untuk warga miskin yang tercatat KTP sebelum tahun 2021.
"Jadi yang baru menjadi warga KTP Surabaya ssetelah 2021 sementara tidak dibantu dulu," kata Fikser.
Hal tersebut disampaikan dalam surat pernyataan bersedia untuk sementara tidak menerima bantuan dari Pemkot Surabaya. Hal yang sama juga berlaku pada Cyntya Afrianti yang ternyata baru pindah KTP Surabaya di tahun 2022.
"Jadi kita memiliki regulasi seperti itu. Karena juga kekuatan APBD Surabaya kan terbatas, kita prioritas dulu warga miskin KTP Surabaya yang sudah lama," katanya.
Meskipun demikian, Wali Kota Surabaya tetap menginstruksikan jajarannya untuk membetikan bantuan kepada keluarga Cyntya , warga jalan Kendangsari Surabaya. Di antaranya, emmastikan kondisi ekonomi yang terpenuhi.
Menurutnya, dalam regulasi pindah KK atay KTP Surabaya, phak pengampu juga memiliki tanggung jawab memastikan kondisi keluarga yang ditampungnya maupun ekonominya.
"Ini tanggung jawab yang besar," katanya
Baca juga: Pola Hidup hingga Pola Tidur yang Buruk Dapat Sebabkan Gangguan Ereksi, Begini Ulasan dr. Binsar
Di sisi lain, Cyntya Afrianti bercerita bahwa rekaman video yang viral di medsos itu dipotret sekitar bulan Mater 2023 lalu di kawasan RSUD dr. Soetomo, Surabaya. Video tersebut direkam oeh orang yang mengaku dari komunitas sosial.
"Video itu sudah lama," kata Cyntya saat ditemui di rumahnya.
Menurutnya, komunitas ity menawarkan Cyntya untuk membantu keluarganya dengan cara memviralkan Cyntya melalui media sosial, sehingga bisa mendapatkan bantuan.
Awalnya ditawari, katanya biar banyak orang yang donasi, bantu," ujar Cyntya yang memiliki keterbatasan pada kedua kakinya ini.
Sumiyati mengakui tak mengetahui hal itu. "Diberitahu tetangga, saya dan Cyntya sampai sekarang tidak berani melihat videonya, sampai segitunya, nangis saya," katanya.
Menurutnya, pekerjaan tersebut tidak lagi dilakukan. Sebaliknya, mereka telah membuat produksi pakaian.
"Memang kalau hari Raya Idul Fitri, puasa, saya bikin peyek. Awalnya jualan di Rumah Sakit Nginden, karena Cyntya terapi di RSUD Dr. Sotomo, akhirnya coba-coba jualan di sana. tapi kalau sekarang, saya ikut kerja cabut benang di konveksi," katanya
Sumiyati dan suaminya, Andi Siswanto (49) sudah 12 tahun tinggal di Surabaya.
Baca juga: Tak Hanya TB paru, dr. Hendra Wardhana, Sp.A Jelaskan Jenis-jenis TB Lain yang Dapat Menyerang Anak
Ia bersama suami dan kedua anaknya memilih tinggal indekos di dekat rumah saudaranya yang berada di kawasan Kendangsari Surabaya.
Walaupun sudah lama tinggal di Kota urabaya, Sumiyati enggan pindah KK Surabaya.
"Karena memang tidak punya rumah, i Saurabaya ini saya ngekos. Makanya, saya bingung," katanya
Ketika Cyntya ingin masuk SMA Negeri, ia dimasukkan KK kerabatnya yang beralamat di Jalan Kendangsari Gang Lebar No 120B, Surabaya, pada Agustus 2022. Sementara Sumiyati bersama suami dan anak nomor tiga, administrasi kependudukannya masih berstatus warga Mojokerto.
"Karena belum satu tahun masuk KK Surabaya, Cyntya tidak diterima SMA Negeri. Akhirnya itu ditawari sama Pak Lurah sekolah PKBM paket C (Januari 2023), tapi Cyntya menolak, tidak mau bersekolah. Kalau sekarang Cyntya sudah mau sekolah kejar Paket C," katanya.